| dbo:abstract
|
- Mr. Syafruddin Prawiranegara (juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara; 28 Februari 1911 – 15 Februari 1989) adalah seorang negarawan dan ekonom Indonesia. Ia memimpin Indonesia sebagai Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Selama masa Demokrasi Liberal, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pertama. Selanjutnya, ia menjadi Perdana Menteri Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), pemerintah tandingan yang ditumpas dengan operasi militer. Syafruddin berasal dari Banten, dengan campuran darah Sunda Banten–Minangkabau. Meskipun semula apolitis selama studinya di Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum), ia mulai aktif dalam pergerakan nasional Indonesia setelah ia bekerja. Menyusul pecahnya perang kemerdekaan, Syafruddin mulai terlibat dalam pemerintah sebagai Menteri Keuangan; kebijakannya yakni mencetuskan dan mendistribusikan Oeang Republik Indonesia. Pada 1948, Syafruddin ditugaskan oleh Wakil Presiden dan Menteri Pertahanan Mohammad Hatta ke Bukittinggi dan setelah pemimpin Republik Indonesia ditawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II, ia membentuk PDRI pada 22 Desember 1948. Kiprahnya bergerilya selama tujuh bulan di Sumatra memungkinkan adanya keberlangsungan pemerintahan di tengah perang kemerdekaan sehingga memaksa Belanda untuk kembali bernegosiasi. Setelah mengembalikan mandatnya kepada Sukarno pada 14 Juli 1949, Syafruddin sempat menjadi Wakil Perdana Menteri sebelum ia ditunjuk kembali menjadi Menteri Keuangan. Sebagai salah seorang tokoh partai Masyumi yang menganut paham ekonomi sosialisme religius, Syafruddin turut membentuk kebijakan ekonomi Indonesia pada awal 1950-an, dengan kebijakan moneter yang konservatif dan program sertifikat devisa. Kebijakannya yang paling terkenal, Gunting Syafruddin, bertujuan memangkas pasokan uang dengan memerintahkan pengguntingan uang terbitan Belanda. Selanjutnya, ia menjadi Gubernur Bank Indonesia, tetapi karena mendukung investasi asing dan menentang kebijakan nasionalisasi, ia berseberangan dengan kebijakan Sukarno selama akhir masa Demokrasi Liberal. Perbedaan pandangan ekonomi ini dan pergeseran sistem pemerintahan ke Demokrasi Terpimpin membuat Syafruddin turut serta dalam pemerintah tandingan PRRI di Sumatra Barat pada 1958 sebagai Perdana Menteri. Selama tiga tahun, pemerintah pusat melancarkan operasi militer menumpas PRRI. Ia menyerahkan diri pada 1961, tetapi belakangan dipenjarakan. Setelah dibebaskan oleh pemerintah Suharto pada 1966, ia hengkang dari jabatan pemerintahan. Ia aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan dan mengkritik pemerintah. Secara khusus, Syafruddin menentang penggunaan Pancasila sebagai alat politik oleh pemerintah Orde Baru. Ia meninggal pada 1989 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 2011. (in)
- Sjafruddin Prawiranegara (EYD: Syafruddin Prawiranegara; 28 February 1911 – 15 February 1989) was an Indonesian statesman and economist. He served as the head of government in the Emergency Government of the Republic of Indonesia, as Minister of Finance in several cabinets, and was the first Governor of Bank Indonesia between 1951 and 1958. He then became the prime minister of the Revolutionary Government of the Republic of Indonesia, a shadow government set up in opposition to the country's central government. Originating from Banten with Minangkabau ancestry, Sjafruddin became active in politics after his education in law. By 1940, he was working at a tax office, and joined the nationalist movements during the Japanese occupation of 1942–1945. Due to his closeness to the revolutionary leader Sutan Sjahrir, he was appointed finance minister in the Republican government during the Indonesian National Revolution of 1945–1949. In this capacity, he lobbied for and distributed the Oeang Republik Indonesia, a predecessor currency to the Indonesian rupiah. Despite his socialist views, he joined the Islamic Masyumi party. In December 1948, a Dutch offensive captured the Indonesian revolutionary leaders including President Sukarno, resulting in Sjafruddin activating contingency plans and forming the Emergency Government of the Republic of Indonesia on 22 December. For seven months in West Sumatra, he became the head of government of Indonesia, allowing the government to continue functioning and ensuring continued resistance. Following the Roem–Van Roijen Agreement – which he had opposed – he returned his governing mandate to Sukarno in July 1949. With Indonesia now independent, Sjafruddin was first appointed deputy prime minister, then reappointed as finance minister until 1951. One of the party's leaders and its most prominent economic policymaker, he maintained a conservative approach to government budgets and established a foreign exchange certificate system. In order to reduce the money supply and curb inflation, he formulated the "Sjafruddin Cut" policy which involves physically cutting Dutch-issued banknotes in half. He then became the first governor of Bank Indonesia, where his general accommodative approach to foreign capital and opposition to nationalization caused tensions with the Sukarno government and economists such as Sumitro Djojohadikusumo. A pragmatic policymaker, he espoused religious socialism and based his views on a liberal Islamic interpretation and was a staunch opponent of communism. His opposition to Sukarno's Guided Democracy along with Dutch–Indonesian tensions caused a significant split between Sjafruddin and the Sukarno government. Escaping to Sumatra, he made contacts with dissident army officers and began openly criticizing the government. While initially reluctant to spark a civil war, in February 1958 he became leader of the Revolutionary Government of the Republic of Indonesia in West Sumatra. The rebellion was soon defeated, and after three years of guerilla warfare Sjafruddin surrendered to the government in 1961. Imprisoned until 1966, once released he became a vocal critic of the New Order government for its corruption and imposition of the principle of Pancasila to religious and social organizations until his death in 1989. Despite opposition from the armed forces, he was declared a National Hero of Indonesia in 2011. (en)
- Sjafruddin Prawiranegara (Serang, 28 februari 1911 – Jakarta, 15 februari 1989) was een Indonesisch politicus. Hij stond enkele maanden aan het hoofd van de noodregering van de Republiek Indonesië, in de periode nadat president Soekarno en vicepresident (en tevens ministers-president) Mohammed Hatta door de Nederlanders waren opgepakt en verbannen in de tweede politionele actie. Als hoofd van de noodregering was Sjafruddin van 19 december 1948 tot 13 juli 1949 de facto zowel president als minister-president van Indonesië. (nl)
- Шафруддин Правиранегара (индон. Syafruddin Prawiranegara, Sjafruddin Prawiranegara; 28 февраля 1911 года, — 15 февраля 1989 года, Джакарта) — национальный герой Индонезии, индонезийский политик и экономист, также известен как исламский философ. (ru)
- 沙弗魯丁·普拉維拉內加拉（印尼語：Sjafruddin Prawiranegara，或拼作Syafruddin Prawiranegara；1911年2月28日－1989年2月15日），已故印度尼西亞（印尼）政治人物、經濟學家、宗教思想家，擁有和米南加保族的血統，穆斯林，先後擔任委員（相當於後來的國會議員）、财政部长、等公職，並於1948年12月至1949年7月蘇卡諾、穆罕默德·哈达等革命領袖被荷蘭人拘禁期間擔任印尼共和國的政府首腦。他在1956年參加，對抗印尼當局，事敗後沒有再擔任過內閣職務，卻沒有就此退出政治舞台，還曾經在1980年代初抗議蘇哈托政府的所作所為。 (zh)
|
| rdfs:comment
|
- Sjafruddin Prawiranegara (Serang, 28 februari 1911 – Jakarta, 15 februari 1989) was een Indonesisch politicus. Hij stond enkele maanden aan het hoofd van de noodregering van de Republiek Indonesië, in de periode nadat president Soekarno en vicepresident (en tevens ministers-president) Mohammed Hatta door de Nederlanders waren opgepakt en verbannen in de tweede politionele actie. Als hoofd van de noodregering was Sjafruddin van 19 december 1948 tot 13 juli 1949 de facto zowel president als minister-president van Indonesië. (nl)
- Шафруддин Правиранегара (индон. Syafruddin Prawiranegara, Sjafruddin Prawiranegara; 28 февраля 1911 года, — 15 февраля 1989 года, Джакарта) — национальный герой Индонезии, индонезийский политик и экономист, также известен как исламский философ. (ru)
- 沙弗魯丁·普拉維拉內加拉（印尼語：Sjafruddin Prawiranegara，或拼作Syafruddin Prawiranegara；1911年2月28日－1989年2月15日），已故印度尼西亞（印尼）政治人物、經濟學家、宗教思想家，擁有和米南加保族的血統，穆斯林，先後擔任委員（相當於後來的國會議員）、财政部长、等公職，並於1948年12月至1949年7月蘇卡諾、穆罕默德·哈达等革命領袖被荷蘭人拘禁期間擔任印尼共和國的政府首腦。他在1956年參加，對抗印尼當局，事敗後沒有再擔任過內閣職務，卻沒有就此退出政治舞台，還曾經在1980年代初抗議蘇哈托政府的所作所為。 (zh)
- Mr. Syafruddin Prawiranegara (juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara; 28 Februari 1911 – 15 Februari 1989) adalah seorang negarawan dan ekonom Indonesia. Ia memimpin Indonesia sebagai Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Selama masa Demokrasi Liberal, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pertama. Selanjutnya, ia menjadi Perdana Menteri Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), pemerintah tandingan yang ditumpas dengan operasi militer. (in)
- Sjafruddin Prawiranegara (EYD: Syafruddin Prawiranegara; 28 February 1911 – 15 February 1989) was an Indonesian statesman and economist. He served as the head of government in the Emergency Government of the Republic of Indonesia, as Minister of Finance in several cabinets, and was the first Governor of Bank Indonesia between 1951 and 1958. He then became the prime minister of the Revolutionary Government of the Republic of Indonesia, a shadow government set up in opposition to the country's central government. (en)
|
,_Jalesveva_Jayamahe,_p241.jpg){kind=link}
