| dbo:abstract
|
- General Oerip Soemohardjo ([urɪp sumɔˈhardʒɔ]; Perfected Spelling: Urip Sumoharjo, 22 February 1893 – 17 November 1948) was an Indonesian general and the first chief of staff of the Indonesian National Armed Forces. He received several awards from the Indonesian government, including the title National Hero of Indonesia in 1964. He was also a recognized Catholic by the Holy See, by which Pope Paul VI dedicated a memorial chalice for him with a Latin inscription acknowledging his . Born in Purworejo, Dutch East Indies, Oerip exhibited leadership skills from an early age. As his parents wanted him to become a regent, after elementary school Oerip was sent to the School for Native Government Employees in Magelang. His mother died during his second year at the school, and Oerip left to undertake military training in Meester Cornelis, Batavia (modern-day Jatinegara, Jakarta). Upon graduating in 1914, he became a lieutenant in the Royal Netherlands East Indies Army; during almost 25 years of service he was stationed on three different islands and promoted several times, eventually becoming the highest-ranking Native officer in the country. Oerip resigned from his position in about 1938 after a disagreement with the regent of Purworejo, where he had been stationed. He and his wife Rohmah then moved to a village near Yogyakarta, where they established a large garden and villa. After Nazi Germany invaded the Netherlands in May 1940 Oerip was recalled to active duty. When the Empire of Japan occupied the Indies less than two years later, Oerip was arrested and detained in a prisoner-of-war camp for three and a half months. He spent the rest of the occupation at his villa. On 14 October 1945, several months after Indonesia proclaimed its independence, Oerip was declared the chief of staff and interim leader of the newly formed army. Working to build a united force from the fractured former military groups in the country, Oerip received little oversight owing to irregularities in the chain of command. On 12 November 1945 General Sudirman was selected as leader of the armed forces, while Oerip remained as chief of staff. The two oversaw almost three years of development during the Indonesian National Revolution, until Oerip resigned in early 1948 because of the political leadership's lack of trust in the army. His health deteriorated; he was already suffering from a weak heart, and he died of a heart attack a few months later. He was posthumously promoted to full general. (en)
- Jenderal TNI (Anumerta) Raden Oerip Soemohardjo (EYD: Urip Sumoharjo; 22 Februari 1893 – 17 November 1948) adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Hindia Belanda, Oerip kecil adalah anak nakal yang sudah memperlihatkan kemampuan memimpin sejak usia dini. Orangtuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai bupati, oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di Magelang. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda. Bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira pribumi dengan pangkat tertinggi di KNIL. Oerip mengundurkan diri dari jabatannya sekitar tahun 1938 setelah berselisih dengan Bupati Purworejo, tempat ia ditempatkan. Oerip dan istrinya, Rohmah, kemudian pindah ke sebuah desa di dekat Yogyakarta. Di sana, mereka membangun sebuah vila dan kebun bunga yang luas. Setelah Jerman Nazi menginvasi Belanda pada bulan Mei 1940, Oerip dipanggil kembali untuk bertugas. Ketika Kekaisaran Jepang menduduki Hindia dua tahun kemudian, Oerip ditangkap dan ditahan di kamp tawanan perang selama tiga setengah bulan. Ia melalui sisa masa pendudukan Jepang di vilanya. Pada tanggal 14 Oktober 1945, beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Oerip ditetapkan sebagai kepala staf dan pemimpin sementara angkatan perang yang baru dibentuk. Oerip berupaya untuk menyatukan kekuatan kelompok-kelompok militer yang terpecah-pecah di Indonesia. Pada 12 November 1945, Jenderal Soedirman terpilih sebagai panglima angkatan perang setelah melalui dua tahap pemungutan suara buntu. Oerip tetap menjabat sebagai kepala staf, dan mereka berdua sama-sama mengawasi pembangunan angkatan perang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Merasa muak atas kurangnya kepercayaan pemerintah terhadap militer dan manuver politik yang terjadi di tubuh militer, Oerip akhirnya mengundurkan diri pada awal 1948. Mengidap lemah jantung, kondisi kesehatannya memburuk dan ia wafat karena serangan jantung beberapa bulan kemudian. Berpangkat letnan jenderal pada saat kematiannya, Oerip secara anumerta dipromosikan menjadi jenderal penuh. Ia menerima beberapa penghargaan dari pemerintah Indonesia, termasuk gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1964. (in)
- Oerip Soemohardjo, né le 22 février 1893 dans le kabupaten de Purworejo et mort le 17 novembre 1948 à Yogyakarta, est un militaire indonésien qui est le premier chef d'État-major de l'armée indonésienne. Il est fait Héros national d'Indonésie en 1964. (fr)
- Ури́п Сумоха́рджо (индон. Oerip Soemohardjo, Urip Sumoharjo, 22 февраля 1893 — 17 ноября 1948), урождённый Мохаммад Сидик (индон. Mohammad Sidik) — индонезийский военный деятель, генерал-лейтенант; посмертно получил звание полного генерала. Начальник штаба Национальной армии Индонезии (1945—1948 годы), исполняющий обязанности главнокомандующего Национальной армией Индонезии (1945 год). (ru)
|
| rdfs:comment
|
- Oerip Soemohardjo, né le 22 février 1893 dans le kabupaten de Purworejo et mort le 17 novembre 1948 à Yogyakarta, est un militaire indonésien qui est le premier chef d'État-major de l'armée indonésienne. Il est fait Héros national d'Indonésie en 1964. (fr)
- Ури́п Сумоха́рджо (индон. Oerip Soemohardjo, Urip Sumoharjo, 22 февраля 1893 — 17 ноября 1948), урождённый Мохаммад Сидик (индон. Mohammad Sidik) — индонезийский военный деятель, генерал-лейтенант; посмертно получил звание полного генерала. Начальник штаба Национальной армии Индонезии (1945—1948 годы), исполняющий обязанности главнокомандующего Национальной армией Индонезии (1945 год). (ru)
- General Oerip Soemohardjo ([urɪp sumɔˈhardʒɔ]; Perfected Spelling: Urip Sumoharjo, 22 February 1893 – 17 November 1948) was an Indonesian general and the first chief of staff of the Indonesian National Armed Forces. He received several awards from the Indonesian government, including the title National Hero of Indonesia in 1964. He was also a recognized Catholic by the Holy See, by which Pope Paul VI dedicated a memorial chalice for him with a Latin inscription acknowledging his . (en)
- Jenderal TNI (Anumerta) Raden Oerip Soemohardjo (EYD: Urip Sumoharjo; 22 Februari 1893 – 17 November 1948) adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Hindia Belanda, Oerip kecil adalah anak nakal yang sudah memperlihatkan kemampuan memimpin sejak usia dini. Orangtuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai bupati, oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di Magelang. Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische L (in)
|
