An Entity of Type: Thing, from Named Graph: http://dbpedia.org, within Data Space: dbpedia.org

Sanghyang Adi Buddha is a concept of God in Indonesian Buddhism. This term was used by Ashin Jinarakkhita at the time of Buddhist revival in Indonesia in the mid-20th century to reconcile the first principle of the official philosophical foundation of Indonesia (Pancasila), i.e. Ketuhanan Yang Maha Esa (lit. "Recognition of the Divine Omnipotence") that requires the belief in a supreme God, which Buddhism, strictly speaking, does not believe in. This concept is used by the Indonesian Buddhist Council, an organization that seeks to represent all Buddhist traditions in Indonesia such as Theravada, Mahayana, and Vajrayana.

Property Value
dbo:abstract
  • Sanghyang Adi Buddha adalah sebutan untuk konsep ketuhanan dalam Buddhisme yang digunakan oleh Buddhisme di Indonesia. Nama ini digunakan oleh Y.M. Ashin Jinarakkhita pada saat membangkitkan Buddhisme di Indonesia, mengingat sila pertama dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Konsep ini digunakan oleh Buddhayana, yaitu wadah bagi semua aliran Buddhisme seperti Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Ketika menyinggung konsep Ketuhanan, diperlukan suatu "sebutan". Adi Buddha merupakan salah satu sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Sebutan lainnya adalah Advaya, Diwarupa, Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (aliran Kagyu dan Gelug dari Tibet), Samantabhadra (aliran Nyingma dari Tibet), Adinatha (Nepal). Istilah Sanghyang Adi Buddha adalah istilah yang disepakati dan dipergunakan oleh Sangha Agung Indonesia dan Majelis Buddhayana Indonesia sebagai sebutan Tuhan Yang Maha Esa. Istilah ini tidak terdapat dalam Tipitaka (kanon Pali), melainkan terdapat dalam beberapa kitab seperti Sanghyang Kamahayanikan (kitab Jawa kuno) yang menggunakan bahasa Kawi (bahasa Jawa kuno). (in)
  • Sanghyang Adi Buddha is a concept of God in Indonesian Buddhism. This term was used by Ashin Jinarakkhita at the time of Buddhist revival in Indonesia in the mid-20th century to reconcile the first principle of the official philosophical foundation of Indonesia (Pancasila), i.e. Ketuhanan Yang Maha Esa (lit. "Recognition of the Divine Omnipotence") that requires the belief in a supreme God, which Buddhism, strictly speaking, does not believe in. This concept is used by the Indonesian Buddhist Council, an organization that seeks to represent all Buddhist traditions in Indonesia such as Theravada, Mahayana, and Vajrayana. Adi-Buddha is a term used in Tantric Buddhism to refer to the Primordial Buddha. The term Sanghyang Adi Buddha is agreed upon and used by the Indonesian Supreme Sangha and the Indonesian Buddhist Council as the designation for God Almighty. This term is not found in Pāli Canon, but used in some old Indonesian Vajrayana texts such as Sanghyang Kamahayanikan. (en)
dbo:thumbnail
dbo:wikiPageExternalLink
dbo:wikiPageID
  • 41975724 (xsd:integer)
dbo:wikiPageLength
  • 23125 (xsd:nonNegativeInteger)
dbo:wikiPageRevisionID
  • 1123518093 (xsd:integer)
dbo:wikiPageWikiLink
dbp:wikiPageUsesTemplate
dcterms:subject
gold:hypernym
rdfs:comment
  • Sanghyang Adi Buddha adalah sebutan untuk konsep ketuhanan dalam Buddhisme yang digunakan oleh Buddhisme di Indonesia. Nama ini digunakan oleh Y.M. Ashin Jinarakkhita pada saat membangkitkan Buddhisme di Indonesia, mengingat sila pertama dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Konsep ini digunakan oleh Buddhayana, yaitu wadah bagi semua aliran Buddhisme seperti Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Ketika menyinggung konsep Ketuhanan, diperlukan suatu "sebutan". Adi Buddha merupakan salah satu sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Sebutan lainnya adalah Advaya, Diwarupa, Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (aliran Kagyu dan Gelug dari Tibet), Samantabhadra (aliran Nyingma dari Tibet), Adinatha (Nepal). (in)
  • Sanghyang Adi Buddha is a concept of God in Indonesian Buddhism. This term was used by Ashin Jinarakkhita at the time of Buddhist revival in Indonesia in the mid-20th century to reconcile the first principle of the official philosophical foundation of Indonesia (Pancasila), i.e. Ketuhanan Yang Maha Esa (lit. "Recognition of the Divine Omnipotence") that requires the belief in a supreme God, which Buddhism, strictly speaking, does not believe in. This concept is used by the Indonesian Buddhist Council, an organization that seeks to represent all Buddhist traditions in Indonesia such as Theravada, Mahayana, and Vajrayana. (en)
rdfs:label
  • Sanghyang Adi Buddha (in)
  • Sanghyang Adi Buddha (en)
owl:sameAs
prov:wasDerivedFrom
foaf:depiction
foaf:isPrimaryTopicOf
is dbo:wikiPageWikiLink of
is rdfs:seeAlso of
is foaf:primaryTopic of
Powered by OpenLink Virtuoso    This material is Open Knowledge     W3C Semantic Web Technology     This material is Open Knowledge    Valid XHTML + RDFa
This content was extracted from Wikipedia and is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License