| dbo:abstract
|
- Lat (Kota Bharu, Perak, 5 de març de 1951) és un autor de còmics , cèlebre per la seua autobiografia il·lustrada, Kampung Boy, i la continuació Town Boy. (ca)
- Lat (* 5. März 1951 in Kota Bahru, Malaysia), mit bürgerlichem Namen Mohamad Nor bin Khalid, ist der bekannteste malaysische Zeichner und Karikaturist. (de)
- Datuk Mohammad Nor bin Mohammad Khalid (Jawi: محمد نور بن محمد خالد; born 5 March 1951), more commonly known as Lat, is a Malaysian cartoonist. Winner of the Fukuoka Asian Culture Prize in 2002, Lat has published more than 20 volumes of cartoons since he was 13 years old. His works mostly illustrate Malaysia's social and political scenes, portraying them in a comedic light without bias. Lat's best known work is The Kampung Boy (1979), which has been published in several countries across the world. In 1994, the Sultan of Perak bestowed the honorific title of datuk on Lat, in recognition of the cartoonist's work in helping to promote social harmony and understanding through his cartoons. Lat also works for the government to improve the city's social security. Born in a village, Lat spent his youth in the countryside before moving to the city at the age of 11. While in school, he supplemented his family's income by contributing cartoon strips to newspapers and magazines. He was 13 years old when he achieved his first published comic book, Tiga Sekawan (Three Friends Catch a Thief). After failing to attain the grades that were required to continue education beyond high school, Lat became a newspaper reporter. In 1974, he switched careers to be an editorial cartoonist. His works, reflecting his view about Malaysian life and the world, are staple features in national newspapers such as New Straits Times and Berita Minggu. He adapted his life experiences and published them as his autobiographies, The Kampung Boy and Town Boy, telling stories of rural and urban life with comparisons between the two. Lat's style has been described as reflective of his early influences, The Beano and The Dandy. He has, however, come into his own way of illustration, drawing the common man on the streets with bold strokes in pen and ink. A trademark of his Malay characters is their three-loop noses. Lat paid attention to family life and children because of his idolisation of Raja Hamzah, a senior cartoonist who was also popular in the 1960s with his comics about swashbuckling heroes. Rejabhad, a well-respected cartoonist, was Lat's mentor, and imbued the junior cartoonist with a preference to be sensitive to the subjects of his works. Lat's attention to details gained him popularity, endearing his works to the masses who find them believable and unbiased. Aside from writing and publishing cartoons, Lat has ventured into the fields of animation, merchandising, and theme parks with his creations. His name and works are recognised internationally; foreign cartoonists, such as Matt Groening and Sergio Aragonés, admire his art, and foreign governments invite Lat to tour their countries, hoping to gain greater exposure for their countries through Lat's cartoons of his experiences in them. After 27 years of living and working in Kuala Lumpur, Lat moved back to Ipoh for a more sedate lifestyle in semi-retirement. (en)
- Lat, de son vrai nom Mohammad Nor Khalid (né en 1951 à Kota Baru) est un auteur malaisien de bande dessinée. Il est une célébrité en son pays depuis la publication dans les années 1970 de . (fr)
- Datuk Mohammad Nor Khalid (Jawi: محمد نور خالد), biasanya dikenal juga sebagai Lat, (lahir 5 Maret 1951) adalah kartunis asal Malaysia. Ia memenangkan Penghargaan Kebudayaan Asia Fukuoka pada tahun 2002, Lat mempublikasikan lebih dari 20 volume kartun sejak ia berumur 13 tahun. Karya-karyanya sebagian besar menggambarkan kehidupan sosial dan politik Malaysia, menggambarkan mereka dalam sebuah situasi komedi tanpa adanya prasangka. Karya Lat yang paling terkenal adalah (1979), yang dipublikasikan di beberapa negara di seluruh dunia. Pada tahun 1994, Sultan Perak memberikan gelar kehormatan datuk kepada Lat, sebagai pengakuan atas karyanya sebagai kartunis dalam membantu mempromosikan keharmonisan sosial dan pemahaman melalui kartunnya. Lahir di sebuah desa, Lat menghabiskan masa mudanya di daerah pedesaan sebelum pindah ke kota pada usia 11. Sambil bersekolah, ia mencari nafkah untuk keluarganya dengan menyumbangkan strip kartun untuk koran dan majalah. Pada saat berusia 13 tahun ia menerbitkan buku komik pertamanya, Tiga Sekawan (Three Friends Catch a Thief). Setelah gagal mencapai nilai yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas, Lat menjadi seorang reporter surat kabar. Pada tahun 1974, ia beralih pekerjaan menjadi kartunis editorial. Karya-karyanya, yang mencerminkan pandangannya tentang kehidupan Malaysia dan dunia, adalah fitur pokok di surat kabar nasional seperti New Straits Times dan Berita Minggu. Ia mengadaptasi pengalaman hidupnya dan diterbitkan sebagai otobiografinya, The Kampung Boy dan Town Boy, bercerita tentang kehidupan pedesaan dan perkotaan dengan perbandingan yang kentara di antara keduanya. Gaya Lat yang digambarkan sebagai reflektif dari pengaruh awal, dan . Dia, bagaimanapun, datang ke caranya sendiri dari ilustrasi, menggambar orang biasa di jalanan dengan goresan berani dalam pena dan tinta. Sebuah merek dagang karakter Melayunya adalah tiga lingkaran pada hidung mereka. Lat memperhatikan kehidupan keluarga dan anak-anak karena idolisasinya dari Raja Hamzah, seorang kartunis senior yang juga populer pada tahun 1960-an dengan komik mengenai pahlawan petualang. , seorang kartunis yang disegani, adalah mentor Lat, dan diilhami sebagai kartunis junior dengan preferensi untuk peka terhadap subyek dari karya-karyanya. Perhatian Lat untuk rincian memberikan dia popularitas, karya simpatik kepada massa yang menemukan apa yang mereka bisa percaya dan tidak bias. Selain menulis dan menerbitkan kartun, Lat telah berkelana ke bidang animasi, perdagangan, dan taman tema dengan hasil kreasinya. Namanya dan karya yang diakui secara internasional; kartunis asing, seperti Matt Groening dan Sergio Aragones, mengagumi seni, dan pemerintah asing mengundang Lat untuk tur di negara mereka, berharap untuk mendapatkan eksposur lebih besar bagi negara mereka melalui kartun Lat tentang pengalamannya di dalamnya. Setelah 27 tahun tinggal dan bekerja di Kuala Lumpur, Lat pindah kembali ke Ipoh untuk gaya hidup lebih tenang dengan mulai pensiun. (in)
- ラット（Lat、1951年5月5日 - ）、本名ダト・モハマッド・ノール・カリッド（英: Datuk Mohammad Nor Khalid、ジャウィ: محمد نور خالد）は、マレーシアで国民的な人気を持つ漫画家。 (ja)
|
| rdfs:comment
|
- Lat (Kota Bharu, Perak, 5 de març de 1951) és un autor de còmics , cèlebre per la seua autobiografia il·lustrada, Kampung Boy, i la continuació Town Boy. (ca)
- Lat (* 5. März 1951 in Kota Bahru, Malaysia), mit bürgerlichem Namen Mohamad Nor bin Khalid, ist der bekannteste malaysische Zeichner und Karikaturist. (de)
- Lat, de son vrai nom Mohammad Nor Khalid (né en 1951 à Kota Baru) est un auteur malaisien de bande dessinée. Il est une célébrité en son pays depuis la publication dans les années 1970 de . (fr)
- ラット（Lat、1951年5月5日 - ）、本名ダト・モハマッド・ノール・カリッド（英: Datuk Mohammad Nor Khalid、ジャウィ: محمد نور خالد）は、マレーシアで国民的な人気を持つ漫画家。 (ja)
- Datuk Mohammad Nor bin Mohammad Khalid (Jawi: محمد نور بن محمد خالد; born 5 March 1951), more commonly known as Lat, is a Malaysian cartoonist. Winner of the Fukuoka Asian Culture Prize in 2002, Lat has published more than 20 volumes of cartoons since he was 13 years old. His works mostly illustrate Malaysia's social and political scenes, portraying them in a comedic light without bias. Lat's best known work is The Kampung Boy (1979), which has been published in several countries across the world. In 1994, the Sultan of Perak bestowed the honorific title of datuk on Lat, in recognition of the cartoonist's work in helping to promote social harmony and understanding through his cartoons. Lat also works for the government to improve the city's social security. (en)
- Datuk Mohammad Nor Khalid (Jawi: محمد نور خالد), biasanya dikenal juga sebagai Lat, (lahir 5 Maret 1951) adalah kartunis asal Malaysia. Ia memenangkan Penghargaan Kebudayaan Asia Fukuoka pada tahun 2002, Lat mempublikasikan lebih dari 20 volume kartun sejak ia berumur 13 tahun. Karya-karyanya sebagian besar menggambarkan kehidupan sosial dan politik Malaysia, menggambarkan mereka dalam sebuah situasi komedi tanpa adanya prasangka. Karya Lat yang paling terkenal adalah (1979), yang dipublikasikan di beberapa negara di seluruh dunia. Pada tahun 1994, Sultan Perak memberikan gelar kehormatan datuk kepada Lat, sebagai pengakuan atas karyanya sebagai kartunis dalam membantu mempromosikan keharmonisan sosial dan pemahaman melalui kartunnya. (in)
|
_(between_Lebuh_Pudu_and_Lebuh_Pasar_Besar,_Jalan_Yap_Ah_Loy),_central_Kuala_Lumpur.jpg){kind=link}
.jpg){kind=link}
_(between_Lebuh_Pudu_and_Lebuh_Pasar_Besar,_Jalan_Yap_Ah_Loy),_central_Kuala_Lumpur.jpg){kind=link}
.jpg){kind=link}
