| dbo:abstract
|
- Indos (short for Indo-Europeans, from Dutch Indo-Europeanen) are a Eurasian people of mixed Indonesian and European descent. The earliest evidence of Eurasian communities in the East Indies coincides with the arrival of Portuguese traders in the 16th century. Eurasian communities, often with distinct, specific names, also appeared following the arrival of Dutch (VOC) traders in the 17th and 18th century. At the start of the 19th century, official colonisation of the East Indies started and the territorial claims of the VOC expanded into a fully fledged colony named the Dutch East Indies. The existing pre-colonial Indo-European communities were considerably complemented with Indos descending from European males settling in the Dutch East Indies. These European settlers, who were government officials, business men, planters and particularly military men without wives, engaged in relations with native women. Their offspring was considered Indo-European and if acknowledged by the father belonged to the European legal class in the colony. In 1860, there were fewer than 1,000 European females against over 22,000 European males. It was only by the end of the 19th century that a sizeable number of Dutch women started to arrive in the colony. This increasingly hastened the growing pressure to assimilate Indo culture into dominant Dutch culture. At the end of the colonial era, a community of about 300,000 Indo-Europeans was registered as Dutch citizens and Indos continued to form the majority of the European legal class. When, in the second half of the 20th century, the independent Republic of Indonesia was established, practically all Europeans, including the Indo-Europeans who by now had adopted a one sided identification with their paternal lineage, emigrated from the country. There are distinctive historical patterns of evolving social and cultural perspectives on Indo-European society and its culture. Throughout the colonial history of the Dutch East Indies key cultural elements such as language, clothing and lifestyle have a different emphasis in each phase of its evolution. Over time, the Indo mix culture was forced to adopt more and more Dutch trades and customs. To describe the colonial era, it is diligent to differentiate between each distinctive time period in the 19th and 20th century. (en)
- Indo (kependekan dari orang Indo-Eropa) adalah orang Eurasia dari campuran keturunan Indonesia dan Eropa. Evolusi awal (pra kolonial) dari masyarakat Eurasia campuran ini di Hindia Timur mulai pada saat kedatangan para pedagang Portugis pada abad ke-16 dan dilanjutkan dengan kedatangan para pedagang Belanda (VOC) pada abad ke-17 dan ke-18. Pada permulaan abad ke-19, kolonisasi resmi Hindia Timur mulai dan klaim teritorial VOC berkembang menjadi sebuah koloni yang sama sekali baru bernama Hindia Belanda. Komunitas Indo-Eropa pra kolonial yang ada sangat dilengkapi dengan orang Indo yang merupakan keturunan dari para pria Eropa yang menetap di Hindia Belanda. Para pemukim Eropa ini, yang merupakan pejabat pemerintah, pebisnis, pekebun, dan terutama personel militer tanpa istri, terlibat dalam hubungan dengan wanita pribumi. Keturunan mereka dianggap orang Indo-Eropa dan jika diakui oleh sang ayah termasuk kelas hukum orang Eropa di koloni tersebut. Pada tahun 1860, terdapat kurang dari 1.000 perempuan Eropa dibandingkan lebih dari 22.000 pria Eropa.. Baru pada akhir abad ke-19, jumlah perempuan Belanda yang cukup besar mulai tiba di koloni tersebut. Hal ini semakin mempercepat tekanan untuk mengasimilasi kebudayaan Indo ke dalam kebudayaan Belanda yang dominan. Pada akhir era kolonial, sebuah komunitas yang terdiri dari sekitar 300.000 orang Indo-Eropa tercatat sebagai warga negara Belanda dan orang Indo terus membentuk mayoritas kelas hukum orang Eropa. Ketika, pada paruh kedua abad ke-20, Republik Indonesia yang merdeka terbentuk, praktis hampir semua orang Eropa, termasuk orang Indo-Eropa yang kini telah memakai identifikasi satu pihak melalui silsilah ayah mereka, beremigrasi dari negara tersebut. Terdapat pola historis khas dari berkembangnya perspektif sosial dan budaya pada masyarakat Indo-Eropa dan kebudayaannya. Sepanjang sejarah kolonial Hindia Belanda, unsur-unsur budaya utama seperti bahasa, pakaian, dan gaya hidup memiliki penekanan yang berbeda dalam setiap tahap evolusinya. Seiring waktu, kebudayaan campuran Indo terpaksa mengambil lebih banyak dan lebih banyak lagi cara hidup dan kebiasaan orang Belanda. Untuk menggambarkan era kolonial, perlu ketelitian untuk membedakan antara masing-masing periode waktu yang berbeda pada abad ke-19 dan ke-20. (in)
|
