| dbo:abstract
|
- Chinese-Indonesian author Kwee Tek Hoay (1886–1951) wrote 62 books or serials (36 non-fiction and 26 fiction), 3 essays, and 11 stage plays. He also edited 5 magazines and translated 15 books or other writings. Aside from these works, listed below, he is known to have written numerous reports, obituaries, articles, and film reviews as a magazine editor. Many of Kwee's religious books (as well as some novels) were reprinted by the Surakarta-based publisher Swastika in the early 1960s. Several further books were reprinted in commemoration of the 100th anniversary of Kwee's birth. In the 2000s, ten of his works were reprinted as part of the Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia series. Two of his works, the novel Boenga Roos dari Tjikembang (1927) and the study Atsal Moelanja Timboel Pergerakan Tionghoa di Indonesia (1936/37), have been translated into English. Kwee began his writing career in 1919 with the stage play Allah jang Palsoe. During the 1920s, he wrote several novels and stage plays while also working as a journalist, first for Sin Po then for Sin Bin. He established his first magazine, Panorama, in 1925; he went on to manage four further magazines, including the literary-oriented Moestika Romans and the religious Sam Kauw Gwat Po. After 1930 Kwee began to focus predominantly on religious texts, particularly those related to Buddhism, Confucianism, and Chinese folk religion, but also relating to Islam. A fluent English speaker, Kwee adapted several of his writings – both fiction and non-fiction – from publications outside the Dutch East Indies. His last work before his death, seven volumes related to various aspects of Confucianism, was published in 1950. Thematically, Chinese teachings and culture feature prominently in Kwee's works, in which reincarnation and mysticism are common. Criticism of the ethnic Chinese in the Indies is also present; Allah jang Palsoe, for instance, criticised the blind pursuit of money while ignoring cultural and societal norms, whilst the stageplay Korbannja Kong Ek criticised the management of the Tiong Hoa Hwee Koan and its schools. The following list is divided into tables based on the type of works contained within. The tables are initially arranged alphabetically by title, although they are also sortable. Titles are in the original spelling, with a literal English translation underneath. Years given are for the first publication; later reprintings are not counted. Unless otherwise noted, this list is based on the one compiled by , pp. 306–25). (en)
- Penulis Tionghoa-Indonesia Kwee Tek Hoay (1886–1951) telah menulis 62 buku atau seri (36 non-fiksi dan 26 fiksi), 3 esai, dan 11 lakon panggung. Ia juga menyunting 5 majalah dan menerjemahkan 15 buku atau tulisan lainnya. Selain karya-karya tersebut, ia pernah menulis sejumlah laporan, obituari, artikel, dan ulasan film saat menjadi editor majalah. Banyak buku agama (dan beberapa novel) Kwee dicetak ulang oleh Swastika asal Surakarta pada awal 1960-an. Beberapa buku lainnya dicetak ulang dalam peringatan 100 tahun kelahiran Kwee. Pada tahun 2000-an, 10 karyanya dicetak ulang sebagai bagian dari seri Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia. Dua karyanya, novel Boenga Roos dari Tjikembang (1927) dan penelitian Atsal Moelanja Timboel Pergerakan Tionghoa di Indonesia (1936/37), telah diterjemahkan ke bahasa Inggris. Kwee mengawali karier menulisnya tahun 1919 melalui lakon panggung Allah jang Palsoe. Sepanjang 1920-an, ia menulis novel dan lakon panggung sambil bekerja sebagai jurnalis, awalnya untuk Sin Po, kemudian Sin Bin. Ia mendirikan majalah pertamanya, Panorama, pada tahun 1925. Ia kemudian mengelola empat majalah lain, termasuk majalah sastra Moestika Romans dan majalah agama Sam Kauw Gwat Po. Setelah 1930, Kwee mulai berfokus pada teks-teks agama, terutama yang berkaitan dengan Buddhisme, Konfusianisme, dan kepercayaan tradisional Tionghoa, namun ada juga teks Islam. Sebagai sosok yang fasih berbahasa Inggris, Kwee mengadaptasi sejumlah tulisannya – fiksi maupun non-fiksi – dari karya-karya luar Hindia Belanda. Karya terakhirnya sebelum meninggal, yaitu tulisan tentang berbagai aspek Konfusianisme sebanyak tujuh jilid, diterbitkan tahun 1950. Ajaran dan budaya Cina sering diangkat dalam karya-karya Kwee. Tema reinkarnasi dan mistisisme lazim ditemukan. Kritik terhadap warga Tionghoa di Hindia Belanda juga diangkat. Misalnya, Allah jang Palsoe mengkritik pengejaran kemakmuran yang mengabaikan nilai-nilai budaya dan masyarakat, sementara lakon panggung Korbannja Kong Ek mengkritik manajemen Tiong Hoa Hwee Koan dan sekolah-sekolahnya. Daftar berikut dibagi menjadi beberapa tabel yang diurutkan berdasarkan jenis karyanya. Tabel-tabel ini secara baku diurutkan menurut abjad. Judulnya ditulis sesuai ejaan aslinya disertai ejaan yang disempurnakan. Tahun yang dicantumkan adalah tahun cetakan pertamanya; cetakan selanjutnya tidak dihitung. Selain yang diberi tanda, keseluruhan konten tabel ini diambil dari daftar yang disusun . (in)
- 印尼閩南裔華人作家郭德懷（Kwee Tek Hoay）曾撰寫62本書（36本非小說和26本小說）、3篇雜文與11齣舞台劇劇本，擔任5本雜誌的主編，並翻譯15本書籍。除了本條目列出的作品，曾是雜誌編輯的他也撰寫了大量報告、訃告、文章和電影評論等。郭德懷創作的許多宗教作品（包含小說在內）於1960年代由梭羅市的卍字出版社重新印行。另外有幾本書在郭德懷誕生100周年時重新印行。2000年代，他的10部作品被收錄於《華人馬來語文學與印尼民族》（Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia）系列中。他的其中兩部作品－小說《》（1927年）與一篇研究被翻譯為英語。 1919年，郭德懷開始其創作生涯，他的首部作品是舞台劇劇本《》。1920年代，他一面在《新報》與《新民》等報社從事記者工作，一面又創作多部小說與舞台劇本。1925年，他創辦自己的雜誌社「鳥瞰」。後來又從事四本雜誌的編輯工作，包含宗教性的《三教月報》（Sam Kauw Gwat Po）等。1930年之後，郭德懷開始專注在宗教典籍，特別是佛教、儒教與中國民間信仰等，不過也涉及伊斯蘭教。郭德懷本身英語流利，因此也曾在荷屬東印度境外發行小說與非小說作品。1950年發行的7卷涉及儒教各面向是他生前最後的作品。 大體上，中華教義與文化在郭德懷的作品中佔有顯著的地位，其中普遍存在輪迴和神秘主義。此外，也有對印尼華人進行批判的作品；例如《假冒的上帝》批判盲目追求金錢而忽視文化和社會規範的人；《公益的犧牲品》（Korbannja Kong Ek）則批評（Tiong Hoa Hwee Koan）的經營與辦學。 (zh)
|
| rdfs:comment
|
- Chinese-Indonesian author Kwee Tek Hoay (1886–1951) wrote 62 books or serials (36 non-fiction and 26 fiction), 3 essays, and 11 stage plays. He also edited 5 magazines and translated 15 books or other writings. Aside from these works, listed below, he is known to have written numerous reports, obituaries, articles, and film reviews as a magazine editor. Many of Kwee's religious books (as well as some novels) were reprinted by the Surakarta-based publisher Swastika in the early 1960s. Several further books were reprinted in commemoration of the 100th anniversary of Kwee's birth. In the 2000s, ten of his works were reprinted as part of the Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia series. Two of his works, the novel Boenga Roos dari Tjikembang (1927) and the study Atsal Moelanja Ti (en)
- Penulis Tionghoa-Indonesia Kwee Tek Hoay (1886–1951) telah menulis 62 buku atau seri (36 non-fiksi dan 26 fiksi), 3 esai, dan 11 lakon panggung. Ia juga menyunting 5 majalah dan menerjemahkan 15 buku atau tulisan lainnya. Selain karya-karya tersebut, ia pernah menulis sejumlah laporan, obituari, artikel, dan ulasan film saat menjadi editor majalah. Banyak buku agama (dan beberapa novel) Kwee dicetak ulang oleh Swastika asal Surakarta pada awal 1960-an. Beberapa buku lainnya dicetak ulang dalam peringatan 100 tahun kelahiran Kwee. Pada tahun 2000-an, 10 karyanya dicetak ulang sebagai bagian dari seri Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia. Dua karyanya, novel Boenga Roos dari Tjikembang (1927) dan penelitian Atsal Moelanja Timboel Pergerakan Tionghoa di Indonesia (1936/37), tel (in)
- 印尼閩南裔華人作家郭德懷（Kwee Tek Hoay）曾撰寫62本書（36本非小說和26本小說）、3篇雜文與11齣舞台劇劇本，擔任5本雜誌的主編，並翻譯15本書籍。除了本條目列出的作品，曾是雜誌編輯的他也撰寫了大量報告、訃告、文章和電影評論等。郭德懷創作的許多宗教作品（包含小說在內）於1960年代由梭羅市的卍字出版社重新印行。另外有幾本書在郭德懷誕生100周年時重新印行。2000年代，他的10部作品被收錄於《華人馬來語文學與印尼民族》（Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia）系列中。他的其中兩部作品－小說《》（1927年）與一篇研究被翻譯為英語。 1919年，郭德懷開始其創作生涯，他的首部作品是舞台劇劇本《》。1920年代，他一面在《新報》與《新民》等報社從事記者工作，一面又創作多部小說與舞台劇本。1925年，他創辦自己的雜誌社「鳥瞰」。後來又從事四本雜誌的編輯工作，包含宗教性的《三教月報》（Sam Kauw Gwat Po）等。1930年之後，郭德懷開始專注在宗教典籍，特別是佛教、儒教與中國民間信仰等，不過也涉及伊斯蘭教。郭德懷本身英語流利，因此也曾在荷屬東印度境外發行小說與非小說作品。1950年發行的7卷涉及儒教各面向是他生前最後的作品。 (zh)
|
,_Boenga_Roos_dari_Tjikembang,_inside_cover.jpg){kind=link}
,_Boenga_Roos_dari_Tjikembang,_inside_cover.jpg){kind=link}
