An Entity of Type: mountain, from Named Graph: http://dbpedia.org, within Data Space: dbpedia.org

Buddhist eschatology, like many facets of modern Buddhist practice and belief, came into existence during its development in China, and, through the blending of Buddhist cosmological understanding and Daoist eschatological views, created a complex canon of apocalyptic beliefs. These beliefs, although not entirely part of Orthodox Buddhism, form an important collection of Chinese Buddhist traditions which bridge the gap between the monastic order and local beliefs of Imperial China. There are two major points of Buddhist eschatology: the appearance of Maitreya and the Sermon of the Seven Suns.

Property Value
dbo:abstract
  • Buddhist eschatology, like many facets of modern Buddhist practice and belief, came into existence during its development in China, and, through the blending of Buddhist cosmological understanding and Daoist eschatological views, created a complex canon of apocalyptic beliefs. These beliefs, although not entirely part of Orthodox Buddhism, form an important collection of Chinese Buddhist traditions which bridge the gap between the monastic order and local beliefs of Imperial China. Although the main source of writings describing eschatological beliefs in Chinese Buddhism are so called “apocryphal” texts, these are an invaluable source of information in the study of Buddhism as it was actually practiced, as the available monastic sources depicting Buddhism are merely the tip of an iceberg, of which the body is still mostly submerged and hidden from view (Zürcher (Perspectives) 169). These eschatological Buddhist groups began to appear in China from 402 CE on (Overmyer 46), and escalated in number and intricacy from the Sui until the Song dynasty. Therein is where many lay-clerical groups (of lay-men and clergy) such as the White Lotus Society and Amida Buddhist clergy appeared and took to propagating eschatological scriptures. There are two major points of Buddhist eschatology: the appearance of Maitreya and the Sermon of the Seven Suns. (en)
  • Eskatologi Buddha adalah salah satu ajaran dasar agama Buddha mengenai ketidakkekalan/ketidaktetapan (anicca). “Sabbe sankhara anicca`ti, yada pannaya passati, atha nibbindati dukkhe, esa maggo visuddhiya.”–Segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan unsur adalah tidak kekal adanya. Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini; maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan. Inilah Jalan yang membawa pada kesucian. (Dhammapada 277). Oleh karena bumi terbentuk dari perpaduan unsur maka eksistensi atau keberadaan bumi ini juga mengalami perubahan, tidak kekal dan suatu saat pasti akan mengalami pelapukan dan akhirnya hancur. Namun, kehancuran bumi ini bukan berarti akhir dari segalanya, bukan akhir dari alam semesta dan bukan akhir dari kehidupan di alam semesta seperti dalam pengertian kiamat dalam kepercayaan lain. Kehancuran bumi ini hanyalah merupakan salah satu mata rantai dari siklus keberadaan bumi. Sebelum bumi ini ada, pada waktu lampau yang sangat lama, telah ada “bumi-bumi” lain yang terbentuk, berlangsung dan kemudian hancur. Dan setelah bumi ini hancur, dalam waktu yang sangat lama akan terbentuk kembali sebuah planet yang akan dihuni kembali oleh kehidupan manusia. Dengan kata lain, sebelum dan sesudah keberadaan bumi ini, telah ada dan akan ada “bumi-bumi” lainnya dengan kondisi yang berbeda-beda. Berdasarkan kepustakaan Buddhis yaitu Aggañña Sutta (Digha Nikaya 27) yang terdapat di dalam Kanon Pali, dibabarkan oleh Sang Buddha bagaimana bumi ini terbentuk yang di dahului oleh musnahnya bumi lain yang ada sebelum bumi ini. Tidak di tetapkan secara pasti tanggal ataupun hari dari berlangsungnya kehancuran bumi. Kepustakaan Buddhis, hanya menyampaikan bahwa kehancuran bumi akan terjadi di waktu mendatang yang sangat lama dengan menggunakan ukuran waktu yang disebut dengan Kappa/Kalpa yang berarti waktu yang sangat panjang sekali. Dan kehancuran tersebut berlangsung secara bertahap dalam waktu yang lama. Masa menuju kehancuran bumi akan didahului oleh tanda-tanda, salah satunya adalah kemerosotan moral manusia yang parah yang menyebabkan menurunnya usia-rata-rata manusia menjadi 10 tahun. Dalam Sattasuriya Sutta (Anguttara Nikaya 7.62), Sang Buddha membabarkan bagaimana bumi ini pada waktu yang sangat lama di masa depan akan hancur diawali dengan tanda datangnya musim kemarau yang tidak menurunkan hujan sama sekali. Berselang waktu yang sangat panjang dari peristiwa tersebut, akan muncul matahari ke-2, dan berselang waktu yang sangat panjang kemudian matahari ke-3 muncul, demikian seterusnya setiap peristiwa berselang waktu yang sangat panjang hingga munculnya matahari ke-7. Saat kemunculan matahari ke-7 inilah bumi akan musnah. Jadi, menurut pandangan agama Buddha, berdasarkan tanda-tanda yang disebutkan, kehancuran bumi tidaklah datang dalam waktu dekat ini. (in)
dbo:wikiPageID
  • 828311 (xsd:integer)
dbo:wikiPageLength
  • 25773 (xsd:nonNegativeInteger)
dbo:wikiPageRevisionID
  • 1124856746 (xsd:integer)
dbo:wikiPageWikiLink
dbp:wikiPageUsesTemplate
dcterms:subject
gold:hypernym
rdf:type
rdfs:comment
  • Buddhist eschatology, like many facets of modern Buddhist practice and belief, came into existence during its development in China, and, through the blending of Buddhist cosmological understanding and Daoist eschatological views, created a complex canon of apocalyptic beliefs. These beliefs, although not entirely part of Orthodox Buddhism, form an important collection of Chinese Buddhist traditions which bridge the gap between the monastic order and local beliefs of Imperial China. There are two major points of Buddhist eschatology: the appearance of Maitreya and the Sermon of the Seven Suns. (en)
  • Eskatologi Buddha adalah salah satu ajaran dasar agama Buddha mengenai ketidakkekalan/ketidaktetapan (anicca). “Sabbe sankhara anicca`ti, yada pannaya passati, atha nibbindati dukkhe, esa maggo visuddhiya.”–Segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan unsur adalah tidak kekal adanya. Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini; maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan. Inilah Jalan yang membawa pada kesucian. (Dhammapada 277). Jadi, menurut pandangan agama Buddha, berdasarkan tanda-tanda yang disebutkan, kehancuran bumi tidaklah datang dalam waktu dekat ini. (in)
rdfs:label
  • Buddhist eschatology (en)
  • Eskatologi Buddha (in)
owl:sameAs
prov:wasDerivedFrom
foaf:isPrimaryTopicOf
is dbo:wikiPageRedirects of
is dbo:wikiPageWikiLink of
is foaf:primaryTopic of
Powered by OpenLink Virtuoso    This material is Open Knowledge     W3C Semantic Web Technology     This material is Open Knowledge    Valid XHTML + RDFa
This content was extracted from Wikipedia and is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License