About: Al-Radi

An Entity of Type: animal, from Named Graph: http://dbpedia.org, within Data Space: dbpedia.org

Abu'l-Abbas Ahmad (Muhammad) ibn Ja'far al-Muqtadir (Arabic: أبو العباس أحمد (محمد) بن جعفر المقتدر, romanized: Abū al-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; December 909 – 23 December 940), usually simply known by his regnal name al-Radi bi'llah (Arabic: الراضي بالله, romanized: al-Rāḍī bi'llāh, lit. 'Content with God'), was the twentieth Caliph of the Abbasid Caliphate, reigning from 934 to his death. He died on 23 December 940 at the age of 31. His reign marked the end of the caliph's political power and the rise of military strongmen, who competed for the title of amir al-umara.

Property Value
dbo:abstract
  • أبو العباس محمد بن المقتدر بالله ابن المعتضد بالله ابن طلحة بن المتوكل على الله بن المعتصم بالله بن هارون الرشيد بن المهدى بن المنصور، الراضى بالله من خلفاء الدولة العباسية العشرون (934-940). ولد سنة 297 هـ (907 م). بويع له يوم خلع القاهر بالله الذي كان سيء الخلق، سنة 322 هـ. هو آخر خليفة له شعر مدون، وآخر خليفة كان يخطب يوم الجمعة، وآخر خليفة جالس الندماء، وكانت جوائزه وأموره بنفس من سبقه من خلفاء بني العباس. وكان سمحا، كريما، أديبا، شاعرا، فصيحا، محبا للعلماء. سمع الحديث من البغوي وغيره. وتوفي من المرض في سنة 329 هـ (8 ديسمبر 940 م)., خلفا لعمه القاهر بالله وخلفه أخوه المتقي أبو اسحق إبراهيم بن المقتدر. (ar)
  • Abu-l-Abbàs Muhàmmad ar-Radi bi-L·lah (àrab: أبو العباس محمد الراضي بالله, Abū l-ʿAbbās Muḥammad ar-Rāḍī bi-Llāh), més conegut per la primera part del seu làqab com ar-Radi (desembre del 910-941), fou califa abbàssida de Bagdad (934-940). Era fill del califa al-Muqtadir. La seva mare una esclava anomenada Zalum. A la mort del seu pare fou proposat per la successió però fou escollit el germà del difunt, al-Qàhir (932), que el va fer empresonar, però quan el nou califa fou enderrocat, al-Radi fou alliberat i portat al tron (24 d'abril de 934). Va designar visir a Alí ibn Issa ibn Dàüd ibn al-Jarrah que ho havia estat del seu pare, però l'escollit va refusar el nomenament degut a la seva avançada edat i llavor va nomenar Ibn Mukla, si bé la principal influència a la cort la va tenir Muhammad ibn Yakut fins a la seva caiguda el 4 d'abril del 935; llavors Ibn Mukla va començar a manar de manera efectiva, deixant al mateix califa en segon terme. L'11 d'abril del 936 Ibn Mukla fou empresonat per al-Muzaffar ibn Yakut, germà de Muhammad ibn Yakut i el califa va haver de cessar al seu visir. Al-Radi va cridar al cap de poc temps al governador de Wasit i Bàssora, Muhammad Ibn Raik i el va nomenar amir al-umara el que li assegurava tot el poder; el califa conservava la capital i rodalia però renunciava a tota ingerència en el govern de l'estat i era Ibn Raik el que decidia sobre tots els afers destacats. En els següents dos anys (936 a 938) Ibn Raik va governar i el seu nom fou fins i tot llegit a la khutba al costat del nom del califa. El 13 de setembre de 938 fou substituït pel turc Bàjkam. Les dificultats entre el visir i l'amir no van parar d'augmentar i la crisi financera es va accentuar. El 935 el califa havia aconseguit mantenir apartat de l'Iraq a l'emir de Mossul, Nàssir-ad-Dawla. Bàjkam al pujar al poder va decidir atacar els hamdànides a Mossul amb el suport del califa, per obligar-los al pagament del tribut. Però la lluita fou aprofitada per Ibn Raik, que es va dirigir a Bagdad, obligant al califa i a Bàjkam a signar la pau amb els hamdànides. A Egipte el governador Muhammad ibn Tughdj es va fer independent de fet fundant la dinastia ikhxídida. Bàjkam també va haver de lluitar contra els buwàyhides. Al-Radi va morir d'hidropesia el 19 de desembre de 940. El va succeir el seu germà al-Muttaqí (ca)
  • Abū l-ʿAbbās Ahmad (od. Muhammad) ibn al-Muqtadir (arabisch أبو العباس أحمد بن المقتدر, DMG Abū l-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; * Dezember 909; † 13. Dezember 940 in Medina), mit dem Thronnamen ar-Rādī bi-Llāh (arabisch الراضي بالله, DMG ar-Rāḍī bi-Llāh ‚der sich mit Gott Zufriedengebende‘) war der zwanzigste Kalif der Abbasiden (934–940). Er war der Sohn des Kalifen al-Muqtadir und der Sklavin Zalūm. (de)
  • Abu'l-Abbas Ahmad (Muhammad) ibn Ja'far al-Muqtadir (Arabic: أبو العباس أحمد (محمد) بن جعفر المقتدر, romanized: Abū al-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; December 909 – 23 December 940), usually simply known by his regnal name al-Radi bi'llah (Arabic: الراضي بالله, romanized: al-Rāḍī bi'llāh, lit. 'Content with God'), was the twentieth Caliph of the Abbasid Caliphate, reigning from 934 to his death. He died on 23 December 940 at the age of 31. His reign marked the end of the caliph's political power and the rise of military strongmen, who competed for the title of amir al-umara. (en)
  • Ar-Radi aŭ Abu 'l-Abbas Muhammad ibn Ĝa'far al-Muqtadir (arabe أبو العباس محمد بن جعفر المقتدر) (907 – 23 decembro 940), ofte konata simple laŭ sia regna nomo ar-Rāḍī bi-llah (arabe الراضي بالله, "Kontenta kun Dio"), estis la 20-a Abasida kalifo, kiu regnis (pli ol regis) en Bagdado de 934 ĝis sia morto je aĝo de 33 en 940. Li estis bonkorulo manipulata de ĉefministro Ibn Raik, dum veziroj estis enprizonigitaj kaj la aŭtoritato de la kalifo etendis nur ĉirkaŭ Bagdado mem. Dume la Hanbalistoj faris sunaisman inkvizicion kontraŭ vino, muziko, komerco ktp. Ar-Radi estis ofte konsiderata kiel la lasta reala kalifo: nome lasta kiu preĝis vendrede, kiu tenis kunsidojn por studi kun filozofoj kaj por decidi la ĉiutagajn aferojn aŭ kiu estis konsilita pri la aferoj de la Ŝtato; la lasta kiu distribuis malavare inter malriĉuloj aŭ kiu intermetiĝis por malpliigi la severecon de oficiroj. (eo)
  • Ar-Radi (árabe: الراضي), Abu al-Abbás ar-Radi bi-L·lah Muhámmad ben Ŷa'áfar al-Muqtádir fue califa abasí de Bagdad en el periodo 934-940. Era hijo de Al-Muqtádir. Nació en 907. (es)
  • Ar-Radhi Billah (Arab: الراضي) bernama lengkap Abu al-Abbas Muhammad bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil, merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 934 sampai kematiannya tahun 940 pada umur 33 tahun. Diperkirakan lahir pada tahun 297 Hijriyah atau 910, dari seorang ibu yang merupakan mantan budak dari Romawi bernama Zhalum. Ia dilantik pada saat pencopotan al-Qahir dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan Ibnu Muqlat untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya di depan khalayak ramai.Ar-Radhi Billah, Abu al-Abbas Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mu’tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil. Dia dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal dari Romawi bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat al-Qahir diberhentikan dari jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada Ibnu Muqlat untuk menuliskan kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya dihadapan orang-orang. Pada tahun 322 orang yang bernama Mardawaij, salah seorang pemuka Dailam asala Asfahan meninggal dunia.Pada saat itu dia telah mempunyai pengaruh yang kuat dan telah tersebar kabar bahwasannya dia akan datang dan menyerang kota Baghdad.Dia pun mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Majusi.Dia pernah berkata: “Saya akan mengembalikan kerajaan-kerajaan asing tersebut dan akan maenghancurkan kerajaan Arab.” Pada tahun ini Ali bin Buwaih mengutus seorang utusan kepada ar-Radhi dia hendak menuntut bagian uang kepadanya sebesar delapan belas juta dirhamm pertahun dari wilayah yang dia kuasai.Kemudian ar-Radhi mengirimkan bendera kebesaran dan menyatakan Ibnu Buwaih dicopot dari jabatannya.Sejak saat itulah Ibnu Buwaih mengulur-ulur pembayaran yang harus dibayarkan kepada ar-Radhi. Pada tahun ini al-Mahdi yang telah berkuasa di Maghrib meninggal dunia.Dia telah berkuasa di tempat tersebut selama dua puluh lima tahun.Al-Mahdi merupakan nenek moyang para khalifah Mesir yang dinamakan oleh orang-orang bodoh sebagai kaum Fathimiyyah.Al-Mahdi menganggap dirinya sebagai keturunan ’Alawi, padahal dia adalah seorang yang berasal dari keturunan Majusi. Qadhi Abu Bakar al-Baqlani berkata: “Kakek dari Ubaidillah yang bergelar al-Mahdi tersebut adalah seorang Majusi.Pada saat Ubaidillah memasuki wilayah Maghrib, dia menyebut dirinya sebagai keturunan Alawiyyin, padahal tidak seorang pun para ahli silsilah menyatakan bahwa dia adalah keturunan Ali.Dia adalah seorang penganut paham kebatinan yang kotor yang berusaha untuk menghancurkan Islam.Dia tidak segan-segan memenggal kepala para ulama dan fuqaha dengan tujuan agar tidak ada seorang pun yang menghalangi ambisinya tersebut. Demukian juga yang dilakukan oleh anak-anak dan penerusnya.Mereka menghalalkan minuman keras dan perzinahan.Mereka sebarkan akidah Rafidhah yang menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman.Setelah meninggal dia digantikan oleh anaknya yangbernama al-Qaim Biamrillah yang bernama asli Muhammad. Pada tahun ini muncul gerakan Muhammad bin Ali as-Sam’ani yang terkenal dengan sebutan Abu al-Azafir.Telah tersebar kabar bahwasannya dia adalah seseorang yang mengaku sebagai Tuhan dan bahwa dia mampu menghidupkan orang mati., oleh karena itu dia dibunuh dan disalib bersama-sama para pengikutnya. Pada tahun ini pula Abu Ja’far as-Sajzi salah seorang pembantu dekatnya meninggal dunia.Diriwayatkan bahwa dia meninggal pada usia 140 tahun dan panca inderanya masih normal. Pada tahun ini perjalanan ibadah haji tidak bisa dilakukan hingga tahun 329 H. Pada tahun 323 H.Ar-Radhi mengendalikan pemerintahannya dengan tenang.Pada tahun ini dia membagikan kekuasaan kepada anaknya.Dia memberi tugas kepada anaknya Abu al-Fadhl untuk mengatur wilayah kekuasaannyadi sebelah timur, sedangkan Abu JA’far ditugaskan untuk mengatur wilayah bagian barat. Pada tahun ini terjadi peristiwa bersejarah yang terkenal dengan sebutan peristiwa Syannabud.Yaitu peristiwa tobatnya Syannabud dari pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari al-Qur’an.Peristiwa pertobatan tersebut dihadiri oleh Abu Ali bin Muqlat. Pada bulan Jumadil Ula tahun ini angin besar bertiup dengan kencangnya di Baghdad.Dunia seakan gelap mulai dari waktu Ashar hingga Maghrib. Pada bulan Dzulqa’dah tahun ini binatang-binatang banyak yang mati sepanjang malam.Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 324 H, Muhammad bin Raiq mampu menguasai Wasith dan wilayah-wilayah sekitarnya.Sejak saat itu pemerintahan tidak berjalan dengan normal dan kantor-kantor tutup karena semua medan telah dikuasai oleh Raiq.Dan harta yang dihasilkan dari wilayah tersebut disetorkan kepada Raiq.Ar-Radhi pada saat itu hanyalah sebuah simbol yang tidak mempunyai kekuatan dalam kekuasaannya. Pada tahun 325 H, pemerintahan ar-Radhi lemah tak berdaya.Sehingga kekuasaan khilafah saat itu sering kali berada ditangan para pemberontak, atau para pejabat yang tidak membawa apa-apa.Mereka laksana raja-raja kecil, saat itulah tidak tersisa kekuasaan ar-Radhi kecuali di Baghdad dan Suwad walaupun pada hakikatnya Ibnu Raiq sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan Radhi sendiri. Pada saat kekuatan dinasti Bani Abbas menurun drastis karena gerakan pemberontakan Qaramithah serta kelompok Ahli Bid’ah di berbagai wilayah, maka muncullah kemauan yang kuat dari Bani Umayyah, yang ada diwilayah Andalusia yang berada dibawah pimpinan Amir Abdur Rahman bin Muhammad al-Umawi al-Marwani untuk memdirikan pemerintahan sendiri.Dia berkata: “Saya jauh lebih berhak untuk memegang kendali khilafah daripada Bani Abbas.” Dia menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin an-Nashir Lidinillah.Dia berhasil menguasai sebagian besar wilayah Andalusia.Dia mempunyai wibawa yang sangat besar, semangat jihad yang tinggi dan mampu melakukan penaklukan-penaklukan serta mempunyai kepribadian yang sangat menawan dan menakjubkan.Dia mampu menaklukkan para pemberontak dan mampu menguasaai tujuh puluh benteng.Dengan demikian ada tiga orang pada saat itu yang menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin Yaitu khalifah yang ada di Baghdad (ar-Radhi, kemudian penguasa al-Umawi di Andalusia dan al-Mahdi di Qairawan. Paada tahun 326 H, Yahkam melakukan pemberontakan pada Ibnu Raiq dan dia berhasil mengalahkannya.Ibnu Raiq bersembunyi dan Yahkam akhirnya dapat memasuki Baghdad.Pada saat kedatangannya ke Baghdad ar-Radhi melakukan penghormatan yang besar dengan kedatangannya dan memberikan kepadanya posisi yang tinggi serta memberinya gelar Amirul Umara.Lalu dia diperintahkan untuk memimpin wilayah baghdad dan Khurasan. Pada tahun 327 H, Abu Ali Umar bin Yahya al-Alawi menulis surat kepada al-Qirmithi untuk membukakan jalan-jalan menuju Makkah, dan dia mengatakan bahwa setiap orang yang melewati jalan yang dikuasainya harus membayar pajak sebesar lima dinar.Dengan car seperti itu akan membuat kaum muslimin dapat kembali melaksanakan ibadah haji.Dan ini adalah bea cukai pertama kali yang dipungut kepada para jama’ah Haji. Pada tahun 328 H, di Baghdad terjadi banjir yang ketinggian airnya mencapai tujuh belas depa.Banyak manusia dan binatang yang mati akabita banjir ini. Pada tahun 329 H, ar-Radhi sakit dan meninggal pada bulan Rabiul Akhir.Pada saat meninggal dia baru berusia tiga puluh satu tahun setengah. Ar-Radhi dikenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas dan seorang penyair yang fasih serta senang baergaul dengan para ulama.Dia memiliki syair yang dibukukan.Disamping itu, dia sempat mendengar hadits dari Imam al-Baghawi. Al-Khatib berkata: “Ar-Radhi memiliki banyak keutamaan.Antara lain adalah khalifah terakhir yang memiliki syair yang dibukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan khutbah Jum’at.Dia adalah khalifah pertama yang duduk bersama rakyat (egaliter).Dia banyak melakukan langkah-langkah orang terdahulu.Bahkan dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang dahulu. Di antara syair yang pernah diucapkannya adalah: Setiap yang bersih kan menjadi kotor Semua perkara kan binasa Semua pemuda gagah kan menuju pada kematian Uban adalah pertanda bagi manusia Tuk mengambil pelajaran Wahai orang yang penuh angan Yang tenggelam dalam jurang tipuan Dimanakah orang yang datang sebelum kita Lenyaplah mereka dari kehidupannya Ya Tuhan Ampunilah dosa ini Wahai Dzat yang Maha Pengampun dan Penyayang. Abu Hasa al-Zarqawaih meriwayatkan dari Ismail al-Khaththabi, dia berkata: Ar-Radhi memintaku datang pada malam Idul Fitri, kemudian saya datang menemuinya.Dia berkata: “Wahai Ismail, saya telah bertekad untuk melakukan salat Idul Fitri bersama dengan rakyat besok, maka apakah yang pantas untuk diucapkan setelah aku berdo’a.” Saya merenung sejenak sambil menundukkan kepala, kemudian saya katakan: “Wahai Amirul Mukminin, jika kau telah membaca doa untuk dirimu maka katakanlah doa ini: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan padaku dan kepada kedua orang tuakudan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau Ridhai.” Dia berkata kepada saya: “Cukuplah bagiku apa yang kau katakan itu.” Setelah saya pulang ada seorang pekayan yang mengikutiku dari belakang dan dia memberiku uang kepada saya sebanyak empat ratus dinar. Beberapa tokoh yang meninggal pada masa pemerintahan ar-Radhi adalah: Nafthawaih, Ibnu Mujahid seorang pakar qiraat, Ibnu Kas al-Hanafi, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abi Rabbih pengarang kitab al-’Iqd al-Farid, al-Ishthikhari seorang tokoh madzhab Syafi’i, Ibnu Syannabud dan Abu Bakar al-Anbari. Catatan: * k. merupakan tahun kekuasaan * Angka, merupakan nomor urut seseorang menjadi khalifah. * Nama dengan huruf kapital merupakan khalifah yang berkuasa. (in)
  • Abû al-`Abbâs "ar-Râdî bi-llâh" Muhammad ben Ja`far al-Muqtadir, surnommé ar-Râdî, ou ar-Râdhî, est le fils de Al-Muqtadir. Il est né en 907. Il a succédé à son oncle Al-Qâhir comme calife abbasside en 934. Il est mort en 940. (fr)
  • ラーディー(909年 - 940年)は、アッバース朝の第20代カリフ(在位:934年 - 940年)である。 (ja)
  • Abū l-ʿAbbās Muḥammad ibn Jaʿfar ibn al-Muqtadir, il cui laqab fu "al-Rāḍī bi-llāh" (907 – 23 dicembre 940), è stato un califfo della dinastia abbaside. Regnò dal 934 al 940, succedendo allo zio al-Qahir, deposto dagli esponenti più potenti della sua Corte. Figlio di al-Muqtadir, Abū l-ʿAbbās Muḥammad ibn Jaʿfar ibn al-Muqtadir (in arabo: أبو العباس محمد ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﻘﺘﺪﺭ‎), detto al-Rāḍī bi-llāh (in arabo: الراضي بالله‎, vale a dire "Colui di cui Allah è soddisfatto"), fu elogiato per la sua pietas, ma fu di fatto solo uno strumento nelle mani de suoi vizir e dei suoi cortigiani. Il suo potere effettivo si ridusse a malapena a Baghdad e alle regioni circostanti. A causa delle scarse risorse di cui disponeva, il califfo cadde nelle mani di un crudele ma abile ed efficiente vizir, Ibn Rāʾiq, per il quale il califfo creò il titolo di amīr al-umarāʾ (Comandante dei comandanti), che de facto deteneva il potere effettivo, tanto che il suo nome veniva fatto nelle preghiere pubbliche del mezzogiorno di venerdì (jumūʿa) in moschea, assieme a quello del califfo. Durante il suo regno il fanatismo e l'intolleranza presero il sopravvento, gli hanbaliti, sostenuti dal sentimento popolare, imposero la loro interpretazione dell'Islam, in conformità coi loro principi: irrompevano nelle abitazioni private di chi essi consideravano a loro ostili, distruggevano tutti gli alcolici e gli strumenti musicali, creando una sorta di "inquisizione sunnita". Uno sceicco sciita venne ucciso, mentre un famoso medico fu malmenato a causa di una sua affermazione sulle diverse letture (qirāʿat) del Corano. Nonostante avesse presentato una ritrattazione scritta, dovette lasciare Baghdad per paura di essere ucciso. Al-Rāḍī è comunemente indicato dagli storici come l'ultimo vero califfo abbaside che esercitò i suoi diritti e doveri: l'ultimo a guidare il sermone del venerdì, a tenere assemblee (majālis) per discutere con i filosofi e i teologi su questioni esistenziali e religiose, a dare consigli sugli affari di Stato, l'ultimo a distribuire aiuti tra i bisognosi e l'ultimo che cercò di temperare l'eccessiva severità di alcuni funzionari. Tutti questi atti, però, erano spesso meramente formali, il califfo non deteneva più nessun vero potere. Alla sua ombra, i vizir gestivano il tutto. All'estero le cose per gli Abbasidi andavano addirittura peggio. La maggior parte del Vicino Oriente non era più sotto il loro controllo, così come il Maghreb, l'Egitto, e gran parte della Siria e della Mesopotamia. Mawṣil, in Jazira, divenne indipendente, parte dell'Arabia cadde sotto il controllo dei Carmati e dei signori locali, Bassora e Wasit si ribellarono. L'avanzata dei Bizantini fu fermata solo dalla coraggiosa resistenza del principe hamdanide Abū l-Hasan ʿAlī b. ʿAbd Allāh, al quale fu meritatamente conferito il titolo di "Sayf al-Dawla" (Spada della dinastia). Morì nel 940 e gli succedette sul trono il fratello al-Muttaqi. (it)
  • Abu Abas, Abul Abas, Abul-Abás ou Abulabás Amade (Maomé) ibne Jafar Almoctadir (em árabe: أبو العباس أحمد (محمد) بن جعفر المقتدر‎; romaniz.: Abū al-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; dezembro de 909, Baguedade - 23 de dezembro de 940), geralmente só pelo título califal de Arradi ou Arade Bilá (em árabe: الراضي بالله‎; romaniz.: ar-Rāḍī bi'llāh , lit. "Contente com Deus"), foi o 20º califa do Califado Abássida, reinando de 934 até sua morte. Morreu em 23 de dezembro de 940, aos 31 anos. Seu reinado foi marcado pelo fim do poder político do califa e a ascensão de poderosos chefes de guerra, que competiram pelo título de emir de emires. (pt)
  • Абу́ль-Абба́с А́хмад ибн Джа́фар ар-Ради́ Билла́х (907—940) — багдадский халиф из династии Аббасидов. (ru)
  • Ахмад ар-Раді (*909 — 23 грудня 940) — 20-й володар Багдадського халіфату в 934—940 роках. Тронне ім'я з арабської мови перекладається як «Той, хто звертається до Бога». Повне ім'я — Абу'л Аббас Ахмад ібн Джафараль-Муктадір ар-Раді біллах. (uk)
  • 拉迪一世(909年12月-940年12月23日),伊斯蘭教第三十八代哈里發,阿拔斯王朝第二十代哈里发。909年12月出生,父亲是阿拔斯王朝第十八代哈里发穆克塔迪爾一世,934年4月24日继承叔叔卡希爾一世,成为哈里发。他的統治標誌著哈里發政治權力的終結和軍事強人的崛起,軍事將領爭奪的職務以攝政和控制哈里發。940年12月12日退位,弟弟穆台基即位。940年12月23日去世。 (zh)
dbo:activeYearsEndYear
  • 0940-01-01 (xsd:gYear)
dbo:activeYearsStartYear
  • 0934-01-01 (xsd:gYear)
dbo:parent
dbo:predecessor
dbo:successor
dbo:thumbnail
dbo:title
  • Amir al-Mu'minin (en)
  • Khalīfah (en)
dbo:wikiPageExternalLink
dbo:wikiPageID
  • 1091244 (xsd:integer)
dbo:wikiPageLength
  • 10054 (xsd:nonNegativeInteger)
dbo:wikiPageRevisionID
  • 1117746684 (xsd:integer)
dbo:wikiPageWikiLink
dbp:authorlink
  • Michael Bonner (en)
  • Karl Vilhelm Zetterstéen (en)
dbp:birthDate
  • 0909-12-20 (xsd:date)
dbp:birthName
  • Ahmad/Muhammad ibn Ja'far al-Muqtadir (en)
dbp:birthPlace
dbp:burialPlace
  • al-Rusafa, Iraq (en)
dbp:caption
  • Gold dinar of al-Radi, minted at al-Ahwaz in 934 (en)
dbp:chapter
  • The waning of empire, 861–945 (en)
dbp:deathDate
  • 0940-12-23 (xsd:date)
dbp:deathPlace
  • Medina, Arabia (en)
dbp:dynasty
dbp:father
dbp:first
  • Michael (en)
  • Abdülkerim (en)
  • K. V. (en)
dbp:fullName
  • Abu'l-Abbas Ahmad ibn Ja'far al-Muqtadir Al-Radi bi'llah (en)
dbp:issue
  • Al-Abbas (en)
dbp:last
  • Bonner (en)
  • Zetterstéen (en)
  • Özaydın (en)
dbp:mother
  • Zalum (en)
dbp:name
  • Al-Radi bi'llah (en)
  • الراضي بالله (en)
dbp:page
  • 368 (xsd:integer)
dbp:pages
  • 305 (xsd:integer)
  • 489 (xsd:integer)
dbp:predecessor
dbp:reign
  • 0001-04-24 (xsd:gMonthDay)
dbp:religion
dbp:spouseType
  • Consort (en)
dbp:succession
  • 20 (xsd:integer)
dbp:successor
dbp:title
dbp:url
dbp:volume
  • 1 (xsd:integer)
  • 8 (xsd:integer)
  • 34 (xsd:integer)
dbp:wikiPageUsesTemplate
dbp:years
  • 0001-04-24 (xsd:gMonthDay)
dcterms:subject
rdf:type
rdfs:comment
  • أبو العباس محمد بن المقتدر بالله ابن المعتضد بالله ابن طلحة بن المتوكل على الله بن المعتصم بالله بن هارون الرشيد بن المهدى بن المنصور، الراضى بالله من خلفاء الدولة العباسية العشرون (934-940). ولد سنة 297 هـ (907 م). بويع له يوم خلع القاهر بالله الذي كان سيء الخلق، سنة 322 هـ. هو آخر خليفة له شعر مدون، وآخر خليفة كان يخطب يوم الجمعة، وآخر خليفة جالس الندماء، وكانت جوائزه وأموره بنفس من سبقه من خلفاء بني العباس. وكان سمحا، كريما، أديبا، شاعرا، فصيحا، محبا للعلماء. سمع الحديث من البغوي وغيره. وتوفي من المرض في سنة 329 هـ (8 ديسمبر 940 م)., خلفا لعمه القاهر بالله وخلفه أخوه المتقي أبو اسحق إبراهيم بن المقتدر. (ar)
  • Abū l-ʿAbbās Ahmad (od. Muhammad) ibn al-Muqtadir (arabisch أبو العباس أحمد بن المقتدر, DMG Abū l-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; * Dezember 909; † 13. Dezember 940 in Medina), mit dem Thronnamen ar-Rādī bi-Llāh (arabisch الراضي بالله, DMG ar-Rāḍī bi-Llāh ‚der sich mit Gott Zufriedengebende‘) war der zwanzigste Kalif der Abbasiden (934–940). Er war der Sohn des Kalifen al-Muqtadir und der Sklavin Zalūm. (de)
  • Abu'l-Abbas Ahmad (Muhammad) ibn Ja'far al-Muqtadir (Arabic: أبو العباس أحمد (محمد) بن جعفر المقتدر, romanized: Abū al-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; December 909 – 23 December 940), usually simply known by his regnal name al-Radi bi'llah (Arabic: الراضي بالله, romanized: al-Rāḍī bi'llāh, lit. 'Content with God'), was the twentieth Caliph of the Abbasid Caliphate, reigning from 934 to his death. He died on 23 December 940 at the age of 31. His reign marked the end of the caliph's political power and the rise of military strongmen, who competed for the title of amir al-umara. (en)
  • Ar-Radi (árabe: الراضي), Abu al-Abbás ar-Radi bi-L·lah Muhámmad ben Ŷa'áfar al-Muqtádir fue califa abasí de Bagdad en el periodo 934-940. Era hijo de Al-Muqtádir. Nació en 907. (es)
  • Abû al-`Abbâs "ar-Râdî bi-llâh" Muhammad ben Ja`far al-Muqtadir, surnommé ar-Râdî, ou ar-Râdhî, est le fils de Al-Muqtadir. Il est né en 907. Il a succédé à son oncle Al-Qâhir comme calife abbasside en 934. Il est mort en 940. (fr)
  • ラーディー(909年 - 940年)は、アッバース朝の第20代カリフ(在位:934年 - 940年)である。 (ja)
  • Abu Abas, Abul Abas, Abul-Abás ou Abulabás Amade (Maomé) ibne Jafar Almoctadir (em árabe: أبو العباس أحمد (محمد) بن جعفر المقتدر‎; romaniz.: Abū al-ʿAbbās Aḥmad (Muḥammad) ibn al-Muqtadir; dezembro de 909, Baguedade - 23 de dezembro de 940), geralmente só pelo título califal de Arradi ou Arade Bilá (em árabe: الراضي بالله‎; romaniz.: ar-Rāḍī bi'llāh , lit. "Contente com Deus"), foi o 20º califa do Califado Abássida, reinando de 934 até sua morte. Morreu em 23 de dezembro de 940, aos 31 anos. Seu reinado foi marcado pelo fim do poder político do califa e a ascensão de poderosos chefes de guerra, que competiram pelo título de emir de emires. (pt)
  • Абу́ль-Абба́с А́хмад ибн Джа́фар ар-Ради́ Билла́х (907—940) — багдадский халиф из династии Аббасидов. (ru)
  • Ахмад ар-Раді (*909 — 23 грудня 940) — 20-й володар Багдадського халіфату в 934—940 роках. Тронне ім'я з арабської мови перекладається як «Той, хто звертається до Бога». Повне ім'я — Абу'л Аббас Ахмад ібн Джафараль-Муктадір ар-Раді біллах. (uk)
  • 拉迪一世(909年12月-940年12月23日),伊斯蘭教第三十八代哈里發,阿拔斯王朝第二十代哈里发。909年12月出生,父亲是阿拔斯王朝第十八代哈里发穆克塔迪爾一世,934年4月24日继承叔叔卡希爾一世,成为哈里发。他的統治標誌著哈里發政治權力的終結和軍事強人的崛起,軍事將領爭奪的職務以攝政和控制哈里發。940年12月12日退位,弟弟穆台基即位。940年12月23日去世。 (zh)
  • Abu-l-Abbàs Muhàmmad ar-Radi bi-L·lah (àrab: أبو العباس محمد الراضي بالله, Abū l-ʿAbbās Muḥammad ar-Rāḍī bi-Llāh), més conegut per la primera part del seu làqab com ar-Radi (desembre del 910-941), fou califa abbàssida de Bagdad (934-940). Era fill del califa al-Muqtadir. Al-Radi va morir d'hidropesia el 19 de desembre de 940. El va succeir el seu germà al-Muttaqí (ca)
  • Ar-Radi aŭ Abu 'l-Abbas Muhammad ibn Ĝa'far al-Muqtadir (arabe أبو العباس محمد بن جعفر المقتدر) (907 – 23 decembro 940), ofte konata simple laŭ sia regna nomo ar-Rāḍī bi-llah (arabe الراضي بالله, "Kontenta kun Dio"), estis la 20-a Abasida kalifo, kiu regnis (pli ol regis) en Bagdado de 934 ĝis sia morto je aĝo de 33 en 940. Li estis bonkorulo manipulata de ĉefministro Ibn Raik, dum veziroj estis enprizonigitaj kaj la aŭtoritato de la kalifo etendis nur ĉirkaŭ Bagdado mem. Dume la Hanbalistoj faris sunaisman inkvizicion kontraŭ vino, muziko, komerco ktp. (eo)
  • Ar-Radhi Billah (Arab: الراضي) bernama lengkap Abu al-Abbas Muhammad bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil, merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 934 sampai kematiannya tahun 940 pada umur 33 tahun. Diperkirakan lahir pada tahun 297 Hijriyah atau 910, dari seorang ibu yang merupakan mantan budak dari Romawi bernama Zhalum. Ia dilantik pada saat pencopotan al-Qahir dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan Ibnu Muqlat untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya di depan khalayak ramai.Ar-Radhi Billah, Abu al-Abbas Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mu’tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil. (in)
  • Abū l-ʿAbbās Muḥammad ibn Jaʿfar ibn al-Muqtadir, il cui laqab fu "al-Rāḍī bi-llāh" (907 – 23 dicembre 940), è stato un califfo della dinastia abbaside. Regnò dal 934 al 940, succedendo allo zio al-Qahir, deposto dagli esponenti più potenti della sua Corte. Morì nel 940 e gli succedette sul trono il fratello al-Muttaqi. (it)
rdfs:label
  • Al-Radi (en)
  • محمد الراضي بالله (ar)
  • Ar-Radi (ca)
  • Ar-Rādī (de)
  • Ar-Radi (eo)
  • Ar-Radi (es)
  • Ar-Radhi (in)
  • Al-Radi (it)
  • Ar-Radi (fr)
  • ラーディー (ja)
  • Arradi (pt)
  • Ар-Ради Биллах (ru)
  • Ахмад ар-Раді (uk)
  • 拉迪一世 (zh)
owl:sameAs
prov:wasDerivedFrom
foaf:depiction
foaf:isPrimaryTopicOf
foaf:name
  • Al-Radi bi'llah (en)
  • الراضي بالله (en)
is dbo:child of
is dbo:knownFor of
is dbo:predecessor of
is dbo:wikiPageRedirects of
is dbo:wikiPageWikiLink of
is dbp:monarch of
is dbp:predecessor of
is dbp:successor of
is foaf:primaryTopic of
Powered by OpenLink Virtuoso    This material is Open Knowledge     W3C Semantic Web Technology     This material is Open Knowledge    Valid XHTML + RDFa
This content was extracted from Wikipedia and is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License