dbo:abstract
|
- Sang Ratu Sri Ugrasena was a Balinese king who is thought to have ruled between 837-864 Saka, or 915-942 CE. The capital of his kingdom was in Singhamandawa. The king issued several inscriptions regarding various activities of his people, including the giving of royal endowment, tax regulation, religious ceremony, and construction of public lodge and place of worship for pilgrims. His reign was approximately the same period as King Sindok's of the Isyana dynasty in East Java. King Ugrasena is mentioned in at least 9 inscriptions, namely Sembiran A I inscription, Babahan I inscription, Srokadan A inscription, Pengotan A I inscription, Batunya A I inscription, Dausa A I and Dausa B I inscriptions, Serai A I inscription, and Goblek Pura Batur A inscription. All inscriptions are written in Old Balinese, begin with the words yumu pakatahu (let it be known), and end with the mention of the issuing body, namely the pangalapuan Singhamandawa (government advisory body in Singhamandawa). King Ugrasena was buried in a temple called Air Madatu, according to the inscription issued by King Tabanendra Warmadewa who ruled afterward. (en)
- Sang Ratu Sri Ugrasena adalah seorang raja di Bali, yang diperkirakan memerintah antara 915-942 (atau 837-864 Saka). Pusat pemerintahannya ialah di Singhamandawa. Raja Ugrasena mengeluarkan prasasti-prasastinya tahun 837-864 Ç (915-942 M). Sedikitnya ada sembilan buah prasasti yang dikeluarkan, dan semuanya berbahasa bahasa Bali Kuno. Prasasti-prasasti yang dimaksud adalah prasasti Srokadan (837 Ç), Babahan I (839 Ç), Sembiran AI (844 Ç), Pengotan AI (846 Ç), Batunya AI (855 Ç), Dausa, Pura Bukit Indrakila AI (857 Ç), Serai AI (858 Ç), Dausa, Pura Bukit Indrakila BI (864 Ç), Gobleg, Pura Batur A. Masa pemerintahan Raja Ugrasena kira-kira sezaman dengan Mpu Sindok dari Wangsa Isyana di Jawa Timur. Ia tercatat mengeluarkan beberapa prasasti yang berhubungan dengan berbagai kegiatan rakyatnya, antara lain mengenai pemberian anugerah, perpajakan, upacara keagamaan, pembangunan penginapan dan tempat persembahyangan untuk peziarah. Raja Ugrasena disebutkan dalam prasasti, antara lain: 1.
* Prasasti Sembiran A I 2.
* Prasasti Babahan I 3.
* Prasasti Srokadan A 4.
* Prasasti Pengotan A I 5.
* Prasasti Batunya A I 6.
* Prasasti Dausa A I dan Prasasti Dausa B I 7.
* Prasasti Serai A I 8.
* Prasasti Gobleg Pura Batur A. Semua prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Bali Kuno, dan diawali dengan perkataan yumu pakatahu sarwa ('Ketahuilah oleh kamu sekalian') dan diakhiri dengan penyebutan tempat dikeluarkannya, yaitu panglapuan Singhamandawa (badan penasihat pemerintahan di Singhamandawa). Raja Ugrasena dicandikan di suatu tempat yang bernama Air Madatu, demikian disebutkan dalam prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Tabanendra Warmadewa yang memerintah sesudahnya. (in)
- Sri Ugrasena var kung av Bali från 915 till 945. Han var medlem av den senare välkända . Inskriptionerna från hans regeringstid sträcker sig från år 915 till 945 och ger en beskrivning av hans politiska handlingar. De beskriver hur han reglerar beskattningen och reder ut tvister kring dem samt utfärdar order i olika religiösa frågor. (sv)
|
rdfs:comment
|
- Sri Ugrasena var kung av Bali från 915 till 945. Han var medlem av den senare välkända . Inskriptionerna från hans regeringstid sträcker sig från år 915 till 945 och ger en beskrivning av hans politiska handlingar. De beskriver hur han reglerar beskattningen och reder ut tvister kring dem samt utfärdar order i olika religiösa frågor. (sv)
- Sang Ratu Sri Ugrasena was a Balinese king who is thought to have ruled between 837-864 Saka, or 915-942 CE. The capital of his kingdom was in Singhamandawa. The king issued several inscriptions regarding various activities of his people, including the giving of royal endowment, tax regulation, religious ceremony, and construction of public lodge and place of worship for pilgrims. His reign was approximately the same period as King Sindok's of the Isyana dynasty in East Java. (en)
- Sang Ratu Sri Ugrasena adalah seorang raja di Bali, yang diperkirakan memerintah antara 915-942 (atau 837-864 Saka). Pusat pemerintahannya ialah di Singhamandawa. Raja Ugrasena mengeluarkan prasasti-prasastinya tahun 837-864 Ç (915-942 M). Sedikitnya ada sembilan buah prasasti yang dikeluarkan, dan semuanya berbahasa bahasa Bali Kuno. Prasasti-prasasti yang dimaksud adalah prasasti Srokadan (837 Ç), Babahan I (839 Ç), Sembiran AI (844 Ç), Pengotan AI (846 Ç), Batunya AI (855 Ç), Dausa, Pura Bukit Indrakila AI (857 Ç), Serai AI (858 Ç), Dausa, Pura Bukit Indrakila BI (864 Ç), Gobleg, Pura Batur A. (in)
|