| dbo:abstract
|
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市?), más conocido como Saiga Magoichi o Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市?), (1534?- May 2(?) 1589) es el nombre del líder de los rebeldes Saika, en el Japón feudal. Es famoso por armar a sus tropas con arcabuces y adoptar el Yatagarasu como su escudo de familia. Había tres personas conocidas como Saika (o Suzuki) Magoichi: Suzuki Sadayu (铃木 佐 大夫, 1511-1585, el verdadero nombre es Suzuki Shigeoki (铃木 重 意)), Suzuki Shigetomo (铃木 重 朝, 1561-1623) y Shigehide Suzuki (铃木 重 秀, 1546 (?) -1586 (?)). Suzuki Shigehide es quizás el más conocido de los tres, famoso por apoyar la resistencia rebelde contra Oda Nobunaga durante la guerra Ishiyama Hongan-ji, en el periodo Sengoku. Después de la muerte de Torii Mototada durante la batalla de Sekigahara, se dice que vivió el resto de sus días como un ronin en el dominio de Mito.
* Datos: Q1191579 (es)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市, 1534 (?)-2 mai 1589), plus connu sous le nom de « Saiga Magoichi » ou encore « Saika Magoichi » (雑贺孙 一,雑贺孙市), était le nom donné au chef du Saika-ikki. Il est célèbre pour avoir armé ses troupes d'arquebuses et pour avoir choisi le yatagarasu comme blason de famille. Trois personnes étaient aussi connues que Saika (Suzuki) Magoichi, dont Suzuki Sadayu (鈴木佐大夫, 1511-1585), de son vrai nom Suzuki Shigeoki (鈴木重意), Suzuki Shigetomo (鈴木重朝, 1561-1623) et Suzuki Shigehide (鈴木重秀, 1546 (?)-1586 (?)). Suzuki Shigehide est sans doute le plus connu des trois, renommé pour avoir soutenu la résistance des Ikkō-ikki contre Nobunaga Oda pendant le siège d'Ishiyama Hongan-ji. Après la chute de Torii Mototada au cours de la bataille de Sekigahara, on dit qu'il a vécu le reste de ses jours comme rōnin au domaine de Mito. (fr)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市), lebih dikenal sebagai Saiga Magoichi atau Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市), (ca. 1534 – ca. 2 Mei 1589) adalah nama yang diberikan pada pemimpin kelompok . Ia terkenal karena memperlengkapi pasukannya dengan senapan sundut dan memakai simbol yatagarasu (burung gagak berkaki tiga) sebagai lambang keluarganya. Ada tiga orang yang dikenal sebagai Saika (Suzuki) Magoichi, yaitu (鈴木佐大夫, 1511–1585, yang bernama asli Suzuki Shigeoki (鈴木重意)), (鈴木重朝, 1561–1623) dan Suzuki Shigehide (鈴木重秀, ca. 1546 – ca. 1586). Shigeoki (鈴木重意, 1511–1585), yang dikenal juga sebagai Suzuki Sadayū (鈴木佐大夫), adalah ayah dari Shigehide dan Shigetomo (meskipun kebenarannya sebagai ayah Shigehide masih diperdebatkan). Karena catatan tentang paruh awal kehidupannya hanya ada sedikit, maka terjadi spekulasi bahwa ia mulanya bepergian sebagai seorang tentara bayaran. Ia kemudian dipekerjakan oleh klan Hatakeyama dan berjasa besar dalam menghalau serangan . Reputasinya sebagai prajurit yang ditakuti mulai menyebar dan ia menjadi kokujin (penguasa kecil) di wilayah tersebut. Ketika klan Miyoshi diserang Oda Nobunaga pada tahun 1570, kelompok Ishiyama Hongan-ji membantu dalam perlawanan terhadap penjajah tersebut. Shigeoki datang menolong mereka dan memimpin 600 orang penembak masuk ke perperangan. Jasanya membawa ketenaran baginya ketika ia berhasil melukai salah satu jenderal kesayangan Nobunaga, Sassa Narimasa. Kennyo terus mengandalkan bala bantuan Shigeoki. Pada saat itu, Nobunaga disebutkan menjulukinya sebagai "Orang tangan kanan sekaligus kiri Kennyo". Pada , Shigeoki membantu Tokugawa Ieyasu dan kemudian menyerah pada pasukan besar Toyotomi Hideyoshi setelah berakhirnya pertempuran tersebut. Meskipun ia bersumpah untuk mengabdi pada Hideyoshi, Tōdō Takatora cemas bahwa memelihara musuh terlalu kuat adalah terlalu berisiko. Maka, Shigeoki dijatuhi hukuman bunuh diri. Ia meninggal di usia 75. Keempat anaknya hidup. Nama mereka adalah Shigekane, Shigehide, Yoshikane, dan Shigetomo. Suzuki Shigehide adalah mungkin yang paling terkenal di atas ketiga saudaranya, karena ia membantu perlawanan melawanan Oda Nobunaga selama . Shigehide (鈴木重秀 or 鈴木重次, ca. 1546 – ca. 1586) mungkin adalah salah satu anak Shigeoki. Ia disebut-sebut sebagai anak kedua tertua, tetapi kebenarannya tetap tidak diketahui. Hal ini dikarenakan namanya tidak tercatat dalam catatan sejarah yang tersedia bagi publik, sehingga otentisitas nama "Shigehide" semakin tersamarkan. Meskipun sering disebut sebagai prajurit yang sangat kuat, detail mengenai jasanya adalah langka. Disamping kebenciannya yang mendalam terhadap Nobunaga, detail lain tentang sejarahnya hanya berisi kebenaran separuh-separuh, kabar burung, atau teori.Menurut Sengoku Engi, ia adalah prajurit yang hebat. Disebutkan bahwa ia juga ikut serta dalam pemberontakan Hongan-ji riots dan memimpin 3.000 orang penembak ke pertempuran. Ia dianggap berjasa dengan membunuh di medan pertempuran. Meskipun bersekutu dengan klan Miyoshi, legenda menyatakan bahwa Shigehide berempati pada para pemberontak Honganji dan hanya setia pada mereka. Ketika kelompok Saika menyerah pada Hideyoshi beberapa tahun kemudian, Shigehide dikatakan mencoba menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Namun, ia tidak mampu meyakinkan Hideyoshi untuk menyelamatkan mereka dan akhirnya harta benda keluarganya terhilang. Sejak itu, cerita-ceruta mengenai nasibnya menjadi beraneka ragam. Satu kisah menceritakan bahwa ia kemudian mengabdi pada Hideyoshi sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Cerita yang lain mengatakan bahwa ia terus bekerja pada Hideyoshi sampai pertempuran Sekigahara di mana ia bergabung dengan Pasukan Timur. Di sana, ia bertempur di bawah Date Masamune sebagai pasukan penembak sekundernya. Beberapa dongeng menceritakan bahwa ia menjadi seorang pengelana dan di akhir hidupnya meninggal sebagai seorang pertapa. Setelah kematian Torii Mototada pada Pertempuran Sekigahara, ia dikisahkan menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang rōnin di Wilayah Mito. Suzuki Shigetomo (鈴木重朝, 1561–1623) adalah salah satu anak Shigeoki. Seperti Shigehide, ia berperang bersama ayahnya selama pemberontakan sekte Ikko. Setelah kehancuran keluarganya, Shigetomo menjadi salah satu jenderal Hideyoshi. Ia ikut serta dalam invasi Korea dengan mengirimkan tentara dari pangkalannya, Puri Nagoya. Ia terus mengabdi pada keluarga Toyotomi dan berada pada pihak Pasukan Barat dalam Pertempuran Sekigahara. Ia ikut serta dalam Pengepungan Fushimi. Setelah Pertempuran Sekigahara, ia ditemukan oleh Date Masamune dan bergabung dengan clan Date. Di bawah perintahnya, ia dikirim untuk menjadi salah satu pengawal berpangkat tinggi . Ia meninggal alami pada usia 63. Disebutkan bahwa ia meniggalkan dua anak laki-laki. Tidak jelas apakah ia atau keturunannya dijuluki sebagai "Magoichi" karena ia telah menjadi bagian kelas samurai. Dilaporkan ada beberapa orang lain yang memakai nama tersebut di daerah Prefektur Wakayama, Prefektur Ibaraki, dan Prefektur Mie. (in)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市), better known as Saiga Magoichi or Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市), (c. 1534 – c. May 2, 1589) was the name given to the leader of the Saika Ikki. He is famous for arming his troops with arquebuses and donning the yatagarasu as his family crest. There were three people known as Saika (Suzuki) Magoichi, included Suzuki Sadayu (鈴木佐大夫, 1511–1585, true name Suzuki Shigeoki (鈴木重意)), Suzuki Shigehide (鈴木重秀, c. 1546 – c. 1586) and (鈴木重朝, 1561–1623). Suzuki Shigeoki (鈴木重意, 1511–1585), also known as Suzuki Sadayū (鈴木佐大夫), was Shigehide and Shigetomo's father (though the former is disputed). Since records regarding the first half of his life are scant, it is speculated that he traveled as a mercenary. He was employed by the Hatakeyama clan and was a major contributor for repelling the Miyoshi clan. His reputation as a fearsome warrior began to spread and he became a kokujin in the area. When the Miyoshi clan were being attacked by Oda Nobunaga in 1570, the Ishiyama Hongan-ji mob assisted the resistance against the conqueror. Shigeoki came to their aid and led 600 riflemen into battle. His efforts won him fame when he injured one of Nobunaga's valued generals, Sassa Narimasa. Kennyo continued to count on Shigeoki's reinforcements. During this time, Nobunaga was said to have called him "Kennyo's left and right-hand man". During the Battle of Komaki and Nagakute, Shigeoki aided Tokugawa Ieyasu and surrendered to Toyotomi Hideyoshi's vast army after the battle's conclusion. Though he swore to serve Hideyoshi, Tōdō Takatora suspected that keeping a formidable enemy within their ranks was too risky to trust. Therefore, Shigeoki was sentenced to commit suicide. He died when he was 75. His four sons survived him. Their names were Shigekane, Shigehide, Yoshikane, and Shigetomo. Suzuki Shigehide is perhaps the better known of the three, known for supporting the Ikkō resistance against Oda Nobunaga during the Ishiyama Hongan-ji War. Shigehide (鈴木重秀 or 鈴木重次, c. 1546 – c. 1586) was possibly one of Shigeoki's sons. He is said to be his second eldest son, but the truth behind the matter remains unknown. This is mainly because his name isn't listed in historical records available to the public, making the authenticity of the "Shigehide" name even more dubious. Though said to be a warrior of distinguished prowess, details regarding his services remain scant. Aside from his distinct hatred for Nobunaga, the rest of his history is filled with half-truths, rumors, or theories. According to the Sengoku Engi, he was said to have been a great warrior. It is said that he participated during the Hongan-ji riots as well and led 3,000 gunmen into battle. He is accredited for causing 's death on the field. Despite being allied with the Miyoshi clan, legends state that Shigehide empathized with the Honganji rebels and was only loyal to them. When the Saika group surrendered to Hideyoshi years later, Shigehide was said to have tried to save his family from destruction. However, he couldn't convince Hideyoshi to spare them and his family's property fell into ruin. From here, the tales surrounding his fate differ from one another. One story says that he served Hideyoshi briefly before he also decided to commit suicide in 1586. Another states, that he faithfully continued to serve Hideyoshi until Sekigahara and joined the Western army's ranks during the Sekigahara Campaign, He participated in the Siege of Fushimi. After Torii Mototada's downfall during the battle of Sekigahara, he is said to have lived the rest of his days as a rōnin in Mito Domain. Suzuki Shigetomo (鈴木重朝, 1561–1623) was one of Shigeoki's sons. Like Shigehide, he fought alongside his father during the Ikko sect's riots. After his family fell into ruin, Shigetomo became one of Hideyoshi's generals. He participated in the Korean campaign by sending men from his station, Nagoya Castle. Following the Sekigahara Campaign, he was spotted by Date Masamune at Siege of Hasedo and joined Date clan, There, he was employed by Date Masamune to be his secondary rifle troop. Under Masamune orders, he was sent to act as one of Tokugawa Yorifusa's high-ranked bodyguards. He died due to natural causes at age 63. He was said to have been survived by two sons. A few tales said that he became a wanderer and died as a hermit late in his life. It is unclear whether he or his descendants were known under the "Magoichi" name when he became a part of the samurai class. Reports of different men using the name range from Wakayama, Ibaraki and Mie prefectures. (en)
- 鈴木 孫一（すずき まごいち）は、雑賀衆、雑賀党鈴木氏の棟梁や有力者が代々継承する名前。雑賀孫一や平井孫一（平井は孫一の居所）という名でも知られる。表記ゆれとして「孫市」の名も知られる。 (ja)
- 스즈키 마고이치(일본어: 鈴木孫一, 1534년? ~ 몰년 미상)는 사이카슈(雑賀衆)의 우두머리이다. 사이카 마고이치(雑賀孫一)란 이름으로 알려져 있지만, 마고이치(孫市)라고 쓰인 사료도 있다. 스즈키 마고이치는 사이카 용병집단 우두머리에 대한 별칭이다. 스즈키 마고이치로 대표적인 사람은 스즈키 시데히데(1546년 ~ ?)이다. 그는 사이카라고 불리곤 해서 스즈키 대신 사이카라는 이름이 되었다. 마고이치라는 이름은 일본 철포 용병단의 후계자에게 계승되던 이름이었다. 즉, 스즈키 시데히게에서 ‘사이카’란 별칭으로 바뀌었고, ‘마고이치’라는 직책 이름이 붙어서 ‘사이카 마고이치’가 되었다. 그런데 본래는 스즈키 씨이었기 때문에 사이카 마고이치, 스즈키 마고이치, 두 가지로 이름이 전승되었다. 그는 일본 철포 용병단의 지휘자였고, 일본 막부와도 관계가 좋지 않았다. 마고이치란 이름으로 유명한 사이카슈의 두령은 세 명이 있다. 스즈키 사다유, 스즈키 시게히데, 스즈키 시게도모가 있다. (ko)
- Magoichi Suzuki (jap. 鈴木 孫一 Suzuki Magoichi; 1534? - 2 maja 1589) - przywódca grupy w Japonii okresów: Sengoku i Azuchi-Momoyama. Znany także pod imieniem Magoichi Saika/Saiga (jap. 雑賀孫一 lub 雑賀孫市 Saika/Saiga Magoichi). Podczas walk wspierał zbuntowanych mnichów-wojowników w świątyni-twierdzy w walkach z siłami Nobunagi Ody. Został rōninem po bitwie pod Sekigaharą. (pl)
- 雜賀孫市（1534年－1589年、天文3年－天正17年5月2日？）為雜賀眾的首領；也有史料記載為雜賀孫一或鈴木孫一（孫一與孫市的日文同音）。舊名為鈴木重秀。 (zh)
|
| rdfs:comment
|
- 鈴木 孫一（すずき まごいち）は、雑賀衆、雑賀党鈴木氏の棟梁や有力者が代々継承する名前。雑賀孫一や平井孫一（平井は孫一の居所）という名でも知られる。表記ゆれとして「孫市」の名も知られる。 (ja)
- 스즈키 마고이치(일본어: 鈴木孫一, 1534년? ~ 몰년 미상)는 사이카슈(雑賀衆)의 우두머리이다. 사이카 마고이치(雑賀孫一)란 이름으로 알려져 있지만, 마고이치(孫市)라고 쓰인 사료도 있다. 스즈키 마고이치는 사이카 용병집단 우두머리에 대한 별칭이다. 스즈키 마고이치로 대표적인 사람은 스즈키 시데히데(1546년 ~ ?)이다. 그는 사이카라고 불리곤 해서 스즈키 대신 사이카라는 이름이 되었다. 마고이치라는 이름은 일본 철포 용병단의 후계자에게 계승되던 이름이었다. 즉, 스즈키 시데히게에서 ‘사이카’란 별칭으로 바뀌었고, ‘마고이치’라는 직책 이름이 붙어서 ‘사이카 마고이치’가 되었다. 그런데 본래는 스즈키 씨이었기 때문에 사이카 마고이치, 스즈키 마고이치, 두 가지로 이름이 전승되었다. 그는 일본 철포 용병단의 지휘자였고, 일본 막부와도 관계가 좋지 않았다. 마고이치란 이름으로 유명한 사이카슈의 두령은 세 명이 있다. 스즈키 사다유, 스즈키 시게히데, 스즈키 시게도모가 있다. (ko)
- Magoichi Suzuki (jap. 鈴木 孫一 Suzuki Magoichi; 1534? - 2 maja 1589) - przywódca grupy w Japonii okresów: Sengoku i Azuchi-Momoyama. Znany także pod imieniem Magoichi Saika/Saiga (jap. 雑賀孫一 lub 雑賀孫市 Saika/Saiga Magoichi). Podczas walk wspierał zbuntowanych mnichów-wojowników w świątyni-twierdzy w walkach z siłami Nobunagi Ody. Został rōninem po bitwie pod Sekigaharą. (pl)
- 雜賀孫市（1534年－1589年、天文3年－天正17年5月2日？）為雜賀眾的首領；也有史料記載為雜賀孫一或鈴木孫一（孫一與孫市的日文同音）。舊名為鈴木重秀。 (zh)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市?), más conocido como Saiga Magoichi o Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市?), (1534?- May 2(?) 1589) es el nombre del líder de los rebeldes Saika, en el Japón feudal. Es famoso por armar a sus tropas con arcabuces y adoptar el Yatagarasu como su escudo de familia. Había tres personas conocidas como Saika (o Suzuki) Magoichi: Suzuki Sadayu (铃木 佐 大夫, 1511-1585, el verdadero nombre es Suzuki Shigeoki (铃木 重 意)), Suzuki Shigetomo (铃木 重 朝, 1561-1623) y Shigehide Suzuki (铃木 重 秀, 1546 (?) -1586 (?)).
* Datos: Q1191579 (es)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市, 1534 (?)-2 mai 1589), plus connu sous le nom de « Saiga Magoichi » ou encore « Saika Magoichi » (雑贺孙 一,雑贺孙市), était le nom donné au chef du Saika-ikki. Il est célèbre pour avoir armé ses troupes d'arquebuses et pour avoir choisi le yatagarasu comme blason de famille. Après la chute de Torii Mototada au cours de la bataille de Sekigahara, on dit qu'il a vécu le reste de ses jours comme rōnin au domaine de Mito. (fr)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市), lebih dikenal sebagai Saiga Magoichi atau Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市), (ca. 1534 – ca. 2 Mei 1589) adalah nama yang diberikan pada pemimpin kelompok . Ia terkenal karena memperlengkapi pasukannya dengan senapan sundut dan memakai simbol yatagarasu (burung gagak berkaki tiga) sebagai lambang keluarganya. Ada tiga orang yang dikenal sebagai Saika (Suzuki) Magoichi, yaitu (鈴木佐大夫, 1511–1585, yang bernama asli Suzuki Shigeoki (鈴木重意)), (鈴木重朝, 1561–1623) dan Suzuki Shigehide (鈴木重秀, ca. 1546 – ca. 1586). (in)
- Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市), better known as Saiga Magoichi or Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市), (c. 1534 – c. May 2, 1589) was the name given to the leader of the Saika Ikki. He is famous for arming his troops with arquebuses and donning the yatagarasu as his family crest. There were three people known as Saika (Suzuki) Magoichi, included Suzuki Sadayu (鈴木佐大夫, 1511–1585, true name Suzuki Shigeoki (鈴木重意)), Suzuki Shigehide (鈴木重秀, c. 1546 – c. 1586) and (鈴木重朝, 1561–1623). It is unclear whether he or his descendants were known under the "Magoichi" name when he became a part of the samurai class. (en)
|
