dbo:abstract
|
- Okky Puspa Madasari is an Indonesian novelist, essayist and academic. She won an Indonesian major literary prize, the , in 2012 for her third novel, Maryam. At the age of 28, she is the youngest ever to win the award. Her novels were shortlisted three years in a row by the award's judges. Okky has published 10 books since 2010, and is known for her portrayals of the social and political conditions in Indonesia, focusing her writing on resistance against injustice and the struggle for freedom and humanity in her five novels, one short story collection and a series of children's novels. Her 10th book is a non-fiction titled Genealogi Sastra Indonesia: Kapitalisme, Islam dan Sastra Perlawanan (Genealogy of Indonesian Literature: Capitalism, Islam and Critical Literature), which tracks the origins of Indonesia's novels today. It was published online in December 2019 and can be freely downloaded from her website www.okkymadasari.net. Okky's novels have been translated into English, German and Arabic. Her first novel Entrok, an epic about life under totalitarian and militarism during the Indonesia's New Order era, has been translated into English and was published in July 2013 under the title of The Years of the Voiceless. Her three subsequent novels, 86, Maryam and Pasung Jiwa, have also been translated into English under the title of 86, The Outcast and Bound respectively. Pasung Jiwa also has been translated in German under the title Gebunden in 2015. The novel has also been available in Arabic as it has been published in Egypt since 2019. Since 2018, Okky has begun writing children novels, and subsequently publishing three children novels of Mata Series, titled Mata di Tanah Melus (2018), Mata dan Rahasia Pulau Gapi (2018) and Mata dan Manusia Laut (2019). The final of the series called Mata di Dunia Purba is currently being written. (en)
- Okky Puspa Madasari yang lebih dikenal sebagai Okky Madasari (lahir 30 Oktober 1984) adalah seorang pengarang Indonesia pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012 untuk novel ketiganya, Maryam di usia 28 tahun dan menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut. Novel pertamanya, Entrok, bercerita mengenai kehidupan di bawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless. Dua novel lainnya, Maryam dan , juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul The Outcast dan Bound. Pada bulan Mei 2016, Okky menerbitkan novel kelimanya, , yang bercerita tentang kegagapan generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman, utamanya yang disebabkan oleh kehadiran teknologi. Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada 2005 dengan Gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Pengetahuan Politik. Ia memilih untuk menjadi pewarta dan penulis sejak kelulusannya. Pada 2012, ia mengambil jurusan sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada Juli 2014 dengan tesis berjudul Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam, dan Sastra Perlawanan. Okky kemudian memperoleh beasiswa penuh dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada tahun 2019 untuk menempuh program doktor pada universitas tersebut. Okky sekarang sedang menyiapkan tesis doktoralnya tentang sensor budaya setelah era rezim Suharto. (in)
|
rdfs:comment
|
- Okky Puspa Madasari is an Indonesian novelist, essayist and academic. She won an Indonesian major literary prize, the , in 2012 for her third novel, Maryam. At the age of 28, she is the youngest ever to win the award. Her novels were shortlisted three years in a row by the award's judges. Okky's novels have been translated into English, German and Arabic. (en)
- Okky Puspa Madasari yang lebih dikenal sebagai Okky Madasari (lahir 30 Oktober 1984) adalah seorang pengarang Indonesia pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012 untuk novel ketiganya, Maryam di usia 28 tahun dan menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut. Pada bulan Mei 2016, Okky menerbitkan novel kelimanya, , yang bercerita tentang kegagapan generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman, utamanya yang disebabkan oleh kehadiran teknologi. (in)
|