| dbo:abstract
|
- The Act of Killing (Indonesian: Jagal) is a 2012 Danish-British-Norwegian documentary film directed by Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, and an anonymous Indonesian co-director. The film explores the social significance of the Indonesian mass killings of 1965–1966 by focusing on the perpetrators and having them produce reenactments of the killings in the style of various Hollywood genres. The film's primary subjects had been petty criminals, but came to lead a powerful death squad during the anti-communist purge which resulted in the death of an estimated 500,000–2,000,000 suspected communists, communist sympathisers, alleged leftists, and ethnic Chinese. As many of the institutions and people responsible remained in power, those who carried out the killings were never held to account and continue to hold positions of power and respect. Oppenheimer was struck by the extent to which people not only rationalised but boasted about their participation in the killings, and used the film to explore the role the events continue to play in people's lives in the present. According to Oppenheimer, it is "about a regime in which genocide has, paradoxically, been effaced and celebrated – in order to keep the survivors terrified, the public brainwashed, and the perpetrators able to live with themselves." The film first screened in September 2012 at the Telluride Film Festival in Colorado, and had its public premiere on July 19, 2013, in New York City. Its worldwide box office earnings totaled over $0.5 million USD, and it made $1.1 million in video sales. The Act of Killing has received worldwide critical acclaim. Rotten Tomatoes, a review aggregator, surveyed 137 reviews and judged 96% to be positive. Metacritic, another review aggregator, evaluated 30 reviews, finding an average score of 89 out of 100, indicating "universal acclaim". The Act of Killing garnered awards and nominations primarily in the Best Documentary category and for Oppenheimer's direction, but also audience awards, special awards, and recognition for Signe Byrge Sørensen's production and editing by Janus Billeskov Jansen and Niels Pagh Andersen. Among its Best Documentary awards are a BAFTA, European Film Award, and a Robert Award, along with nominations for an Academy Award, Critics' Choice Movie Award, Directors Guild of America Award, Independent Spirit Award, and International Documentary Association Award. Included in many of the awards was the anonymous Indonesian co-director, who was unable to share in the recognition because of the danger posed by his or her participation. The Act of Killing was screened only in underground venues in Indonesia, but its success led to media coverage there, generating controversy and opening a conversation about the past. In Oppenheimer's BAFTAs acceptance speech, he reported that the subject is receiving more attention, and that the film "is helping to catalyse a change in how Indonesia talks about its past". Oppenheimer also used the platform afforded by the awards to call attention to the "collective responsibility" of the United States and United Kingdom for "participating and ignoring" the crimes of 1965–66. When it was nominated for an Academy Award, the Indonesian government responded with a full-page statement about the killings and the film in the Jakarta Globe. The response marks the first time the government has admitted wrongdoing. The nomination also stoked controversy in China, where it had not been well known that Chinese people were the target of a significant amount of the violence. (en)
- Jagal (bahasa Inggris: The Act of Killing) adalah sebuah film dokumenter Denmark-Inggris-Norwegia tahun 2012 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, dan seorang sutradara Indonesia yang dirahasiakan identitasnya dan ditulis dalam credit title sebagai Anonim. Film tersebut menyoroti signifikansi sosial dari pembantaian Indonesia 1965–1966 dengan berfokus pada para pelaku dan menampilkan adegan ulang pembunuhan tersebut dengan gaya dari berbagai genre film Hollywood. Tokoh-tokoh utama dalam film Jagal awalnya adalah preman kecil-kecilan, namun kemudian menjadi pasukan pembunuh yang ditakuti pada saat ketegangan anti-komunis meledak dan mengakibatkan kematian sekitar 500,000–2,000,000 terduga komunis, simpatisan komunis, terduga sayap kiri, dan etnis Tionghoa. Karena beberapa lembaga dan orang yang bertanggung jawab atas terjadinya pembunuhan massal ini masih berkuasa, orang-orang yang melakukan pembantaian tersebut tak pernah diadili dan masih memegang jabatan, berkuasa, dan dianggap sebagai tokoh terhormat. Oppenheimer tak hanya menyoroti bagaimana para pembunuh massal berusaha membenarkan perbuatannya di masa lalu, namun juga menyoroti keterlibatan mereka dalam pembantaian tersebut lewat sebuah film fiksi, dan memakai film tersebut untuk mengeksplorasi bagaimana peristiwa pembantaian setengah abad silam itu masih sangat berpengaruh pada kehidupan sosial-politik di Indonesia saat ini. Menurut Oppenheimer, film tersebut berkisah "tentang sebuah rezim yang merayakan dan menghadapi genosida secara paradoksal –lewat pembisuan para penyintas, pencucian otak masyarakat luas, sedemikian rupa sehingga para pelaku pembantaian massal bisa menjalani hidup sebagai pahlawan penyelamat bangsa dan bukan sebagai penjahat kemanusiaan." Film tersebut ditayangkan perdana pada September 2012 di Festival Film Telluride di Colorado, dan ditayangkan perdana ke publik pada 19 Juli 2013, di New York City. Pendapatan box office internasinal meraih lebih dari $500 ribu USD, dan meraih $1.1 juta dalam penjualan video. Jagal telah meraih sambutan kritis di seluruh dunia. Rotten Tomatoes, sebuah agregator ulasan, mensurvei 137 ulasan dan menyatakan bahwa 96% ulasan memberikan sambutan positif. Metacritic, agregator ulasan lainnya, mengevaluasi 30 ulasan, menyatakan skor rata-rata 89 dari 100, mengindikasikan "sambutan universal". Jagal meraih penghargaan dan nominasi utamanya dalam kategori dokumenter terbaik dan untuk penyutradaraan, Oppenheimer, selain meraih penghargaan audiens, penghargaan istimewa, dan penghargaan untuk produksi, Signe Byrge Sørensen, serta penyuntingan oleh Janus Billeskov Jansen dan Niels Pagh Andersen. Beberapa penghargaan dalam kategori dokumenter terbaik adalah BAFTA, Penghargaan Film Eropa, dan Robert Award. Jagal juga masuk dalam nominasi untuk Academy Award, Critics' Choice Movie Award, Directors Guild of America Award, Independent Spirit Award, dan International Documentary Association Award. Beberapa penghargaan juga diberikan kepada ko-sutradara Indonesia, Anonim, yang tidak pernah hadir untuk menerima penghargaan karena merasa kemunculannya di publik dapat mengancam keselamatannya ketika ia kembali ke tanah airnya. Jagal hanya ditayangkan di tempat-tempat tersembunyi di Indonesia, namun sukses meraih sorotan media, menciptakan kontroversi serta medorong dimulainya sebuah perbincangan tentang tentang masa lampau yang lebih luas. Dalam pidato penerimaan penghargaan BAFTA Oppenheimer menyampaikan bahwa karya tersebut meraih banyak perhatian, dan film tersebut telah "membantu mendorong terjadinya perubahan dalam cara masyarakat Indonesia membicarakan masa lampaunya". Oppenheimer juga memanfaatkan kesempatan penerimaan penghargaan BAFTA tersebut untuk menyerukan perhatian terhadap "tanggung jawab kolektif" Amerika Serikat dan Britania Raya atas "partisipasi dan pengabaian" kedua negara tersebut dalam kejahatan terhadap kemanusiaan di Indonesia tahun 1965–66. Saat dinominasikan untuk Academy Award, pemerintah Indonesia memberikan tanggapan di halaman muka surat kabarJakarta Globe mengenai pembantaian massal dan film Jagal. Tanggapan tersebut adalah tanggapan pertama pemerintah Indonesia setelah sekian lama film Jagal diluncurkan dan diedarkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dalam banyak pemutaran tertutup dan terbatas. Masuknya film Jagal dalam nominasi Oscar juga sempat memicu perbincangan hangat di Tiongkok, karena kini lebih banyak orang di sana mengetahui bahwa orang Indonesia keturunan Tionghoa juga menjadi target sejumlah kekerasan yang signifikan. (in)
- 《杀戮演绎》是丹麦、英国、挪威合拍的2012年紀錄片，约书亚·奥本海默、克里斯蒂娜·辛恩与印度尼西亚匿名人士共同导演。电影以各种好莱坞类型片风格重现1965至1966年印度尼西亚大屠杀刽子手的杀戮手段，探讨大屠杀对印度尼西亚社会的重大影响。镜头下昔日小罪犯在反共浪潮下引领强大，杀害五十到两百万疑似信奉、支持共产主义或有左派嫌疑的民众，甚至只要是华人就难逃一劫。参与屠杀的人物手握实权，机构影响重大，始作俑者一直身居高位、倍受尊敬，无需承担任何代价。这些刽子手不但把昔日行径合理化，而且把参与屠杀当成值得自豪的功绩吹嘘，奥本海默震惊之余决定用本片探讨近大屠杀过去近半个世纪后如何继续影响当今印尼人民的生活。在他看来，本片最大的戏剧冲突在于政权一方面抹去屠杀痕迹，另一方面又大肆宣传甚至颂扬，令幸存者恐惧、为公众洗脑、让刽子手继续心安理得地享受生活。 《杀戮演绎》2012年9月在科羅拉多州首映，2013年7月9日在纽约公开首映。电影的全球票房近50万美元，录像带销售进账110万美元。影片在全世界范围普受好评，评论汇总网站爛番茄共统计本片160篇评论，认可度达九成五。Metacritic统计33篇评论后打出平均分91（最高100），代表“一致好评”。 影片获众多荣誉肯定，其中最常见的是最佳纪录片奖和奥本海默的导演奖，另有各种观众奖、特别奖，监制、剪辑雅努斯·比利斯科夫·扬森和尼尔斯·帕赫·安德生均赢得肯定。英国电影和电视艺术学院、歐洲電影獎、羅伯獎授予本片最佳纪录片，电影艺术与科学学院、评论家选择电影奖、美国导演工会奖、獨立精神獎、给予提名。为保障人身安全，与奥本海默共同执导的印度尼西亚人士必须保持匿名，无法走到台前接受肯定。 《杀戮演绎》在印度尼西亚无法公映，仅在地下场馆放映，但国际社会关注引来印尼媒体报道和对历史的探讨。奥本海默上台接受英国电影学院奖时称本片令关注1965至1966年大屠杀的人增多，“有助于印尼改变对过去的看法”。他还利用各大奖项平台呼吁世人关注英美两国对此次大屠杀“视而不见乃至助桀为虐”的“集体责任”。影片入围奥斯卡最佳纪录片奖之际，《雅加达环球报》刊登印尼政府针对这段历史的全版声明，是该政府史上首次对此次承认错误。奥斯卡提名还在中国引发争议，此前绝大多数中国人都不知道华人曾是1965到1966年大屠杀的主要目标。 (zh)
|
| rdfs:comment
|
- The Act of Killing (Indonesian: Jagal) is a 2012 Danish-British-Norwegian documentary film directed by Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, and an anonymous Indonesian co-director. The film explores the social significance of the Indonesian mass killings of 1965–1966 by focusing on the perpetrators and having them produce reenactments of the killings in the style of various Hollywood genres. The film's primary subjects had been petty criminals, but came to lead a powerful death squad during the anti-communist purge which resulted in the death of an estimated 500,000–2,000,000 suspected communists, communist sympathisers, alleged leftists, and ethnic Chinese. As many of the institutions and people responsible remained in power, those who carried out the killings were never held to account an (en)
- Jagal (bahasa Inggris: The Act of Killing) adalah sebuah film dokumenter Denmark-Inggris-Norwegia tahun 2012 yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer, Christine Cynn, dan seorang sutradara Indonesia yang dirahasiakan identitasnya dan ditulis dalam credit title sebagai Anonim. Film tersebut menyoroti signifikansi sosial dari pembantaian Indonesia 1965–1966 dengan berfokus pada para pelaku dan menampilkan adegan ulang pembunuhan tersebut dengan gaya dari berbagai genre film Hollywood. Tokoh-tokoh utama dalam film Jagal awalnya adalah preman kecil-kecilan, namun kemudian menjadi pasukan pembunuh yang ditakuti pada saat ketegangan anti-komunis meledak dan mengakibatkan kematian sekitar 500,000–2,000,000 terduga komunis, simpatisan komunis, terduga sayap kiri, dan etnis Tionghoa. Karena bebera (in)
- 《杀戮演绎》是丹麦、英国、挪威合拍的2012年紀錄片，约书亚·奥本海默、克里斯蒂娜·辛恩与印度尼西亚匿名人士共同导演。电影以各种好莱坞类型片风格重现1965至1966年印度尼西亚大屠杀刽子手的杀戮手段，探讨大屠杀对印度尼西亚社会的重大影响。镜头下昔日小罪犯在反共浪潮下引领强大，杀害五十到两百万疑似信奉、支持共产主义或有左派嫌疑的民众，甚至只要是华人就难逃一劫。参与屠杀的人物手握实权，机构影响重大，始作俑者一直身居高位、倍受尊敬，无需承担任何代价。这些刽子手不但把昔日行径合理化，而且把参与屠杀当成值得自豪的功绩吹嘘，奥本海默震惊之余决定用本片探讨近大屠杀过去近半个世纪后如何继续影响当今印尼人民的生活。在他看来，本片最大的戏剧冲突在于政权一方面抹去屠杀痕迹，另一方面又大肆宣传甚至颂扬，令幸存者恐惧、为公众洗脑、让刽子手继续心安理得地享受生活。 《杀戮演绎》2012年9月在科羅拉多州首映，2013年7月9日在纽约公开首映。电影的全球票房近50万美元，录像带销售进账110万美元。影片在全世界范围普受好评，评论汇总网站爛番茄共统计本片160篇评论，认可度达九成五。Metacritic统计33篇评论后打出平均分91（最高100），代表“一致好评”。 (zh)
|
