rdfs:comment
| - قطع رؤوس فتيات مسيحيات إندونيسيات 2005 في 30 أكتوبر 2005 تم قطع رأس ثلاث فتيات مسيحيات هنَّ: تيريزا مورانغكي (15 سنة)، ألفيتا بوليويو (17 سنة)، ويارني سامبو (17 سنة)، على أيدي مسلحين مسلحين في منطقة بوسو بجزيرة سولاوسي الإندونيسية، وهي منطقة تعاني من العنف الطائفي. منذ عام 2001 خطط المهاجمون لقطع الرؤوس بعد زيارة إلى الفلبين. في عام 2006 قُبض على ثلاثة رجال وفي عام 2007 أدينوا بالجريمة، وحُكم على أحدهم بالسجن لمدة 20 عامًا والآخر بالسجن لمدة 14 عامًا. (ar)
- The Poso Riots, also known as Poso Communal Conflict, is a name given to a series of riots that occurred in Poso, Central Sulawesi, Indonesia. This incident involved a group of Muslim and Christian in the region and is divided into three stages. The first Poso riot took place from December 25 to 29, 1998, continued from April 17 to 21, 2000, and finally from May 16 to June 15, 2000. On December 20, 2001, the Malino I Declaration was signed between the two conflicting parties, initiated by Jusuf Kalla, officially concluding the conflict. (en)
- Pemenggalan gadis Kristen Indonesia 2005 adalah sebuah peristiwa komunal yang terjadi pada tahun 2005. Pada tanggal 30 Oktober 2005, Theresia Morangke (15), Alfita Poliwo (17) dan Yarni Sambue (17) dipenggal oleh militan Muslim di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia; sebuah area yang pernah dilanda konflik sektarian pada tahun 2001. Tiga penyerang merencanakan pemenggalan ini setelah kunjungan mereka ke Filipina. Pada tahun 2006, Irwanto Irano, Lilik Purwanto dan Hasanuddin ditangkap dan pada tahun 2007 dijerat karena kasus tersebut, Hasanuddin dipenjara selama 20 tahun dan yang lainnya dipenjara 14 tahun. (in)
- ポソ宗教戦争(ポソしゅうきょうせんそう)は、インドネシア中部スラウェシ州北東沿岸部の主要な港であり交通の中心であるポソで1998年末から2001年末に起こった宗教戦争である。 ポソ宗教紛争、ポソ戦争、ポソ事件ともいう。 (ja)
- Kerusuhan Poso atau konflik komunal Poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Peristiwa ini awalnya bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama. Beberapa faktor berkontribusi terhadap pecahnya kekerasan, termasuk persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas beragama Kristen dengan para pendatang seperti pedagang-pedagang Bugis dan transmigran dari Jawa yang memeluk Islam, ketidakstabilan politik dan ekonomi menyusul jatuhnya Orde Baru, persaingan antarpejabat pemerintah daerah mengenai posisi birokrasi, dan pembagian kekuasaan tingkat kabupaten antara pihak Kristen dan Islam yang tidak seimbang. Situasi dan kondisi yang tidak stabil, dikombinasikan den (in)
|