. . . . . "20 m"@en . . . . . . "1605"^^ . "\u0645\u0633\u062C\u062F \u0627\u0644\u0647\u0644\u0627\u0644 \u062F\u0627\u062A\u0648 \u062A\u064A\u0631\u0648 (\u0628\u0627\u0644\u0627\u0646\u062F\u0648\u0646\u064A\u0633\u064A\u0629: Masjid Nurul Hilal Dato Tiro) \u0642\u0628\u0644 \u0639\u0627\u0645 1997 \u0643\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0645\u0633\u062C\u062F \u064A\u0633\u0645\u0649 \u0645\u0633\u062C\u062F \u0647\u064A\u0644\u0627 \u0647\u064A\u0644\u0627\u060C \u0627\u0644\u0645\u0633\u062C\u062F \u064A\u0642\u0639 \u0641\u064A \u0628\u0648\u0631\u0648\u0633 \u062A\u064A\u0631\u0648 \u0641\u064A \u0645\u064A\u0646\u0627\u0647\u0627\u0633\u0627 \u0631\u064A\u062C\u0646\u0633\u064A \u0633\u0648\u0644\u0627\u0648\u0633\u064A \u0627\u0644\u062C\u0646\u0648\u0628\u064A\u0629 \u0641\u064A \u0625\u0646\u062F\u0648\u0646\u064A\u0633\u064A\u0627."@ar . "\u0645\u0633\u062C\u062F \u0627\u0644\u0647\u0644\u0627\u0644 \u062F\u0627\u062A\u0648 \u062A\u064A\u0631\u0648"@ar . "67405489"^^ . . "The Nurul Hilal Dato Tiro Mosque (Indonesian: Masjid Nurul Hilal Dato Tiro), formerly known as Hila-Hila Mosque, is a historical mosque in South Sulawesi, Indonesia. Constructed in 1605, the mosque is one of the oldest mosques in the archipelago."@en . . . . "Nurul Hilal Dato Tiro Mosque"@en . "3127"^^ . "Mesjid Nurul Hilal Dato Tiro (sebelum tahun 1997 bernama Masjid Hila-Hila) adalah masjid yang terdapat di Kecamatan Bonto Tiro, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Masjid peninggalan Al Maulana Khatib Bungsu atau Dato Tiro, seorang ulama penyebar agama Islam, ini merupakan masjid tertua di Bulukumba yang didirikan pada tahun 1605 M. Masjid ini terletak sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Bulukumba. Keunikan masjid ini adalah kubahnya yang berbentuk menyerupai rumah adat Jawa yang terdiri dari tiga tingkat, sedangkan arsitektur dinding jendela diambil dari rumah khas Sulawesi Selatan, Tongkonan. Di luar masjid terdapat dua buah menara setinggi 20 meter, sedangkan di dalam masjid ini terdapat empat buah tiang dan sejumlah tulisan kaligrafi yang berada di sudut dinding"@in . . . . . . . . "Masjid Nurul Hilal Dato Tiro"@in . "Nurul Hilal Dato Tiro Mosque"@en . . . . . "2"^^ . . "\u0645\u0633\u062C\u062F \u0627\u0644\u0647\u0644\u0627\u0644 \u062F\u0627\u062A\u0648 \u062A\u064A\u0631\u0648 (\u0628\u0627\u0644\u0627\u0646\u062F\u0648\u0646\u064A\u0633\u064A\u0629: Masjid Nurul Hilal Dato Tiro) \u0642\u0628\u0644 \u0639\u0627\u0645 1997 \u0643\u0627\u0646 \u0627\u0644\u0645\u0633\u062C\u062F \u064A\u0633\u0645\u0649 \u0645\u0633\u062C\u062F \u0647\u064A\u0644\u0627 \u0647\u064A\u0644\u0627\u060C \u0627\u0644\u0645\u0633\u062C\u062F \u064A\u0642\u0639 \u0641\u064A \u0628\u0648\u0631\u0648\u0633 \u062A\u064A\u0631\u0648 \u0641\u064A \u0645\u064A\u0646\u0627\u0647\u0627\u0633\u0627 \u0631\u064A\u062C\u0646\u0633\u064A \u0633\u0648\u0644\u0627\u0648\u0633\u064A \u0627\u0644\u062C\u0646\u0648\u0628\u064A\u0629 \u0641\u064A \u0625\u0646\u062F\u0648\u0646\u064A\u0633\u064A\u0627."@ar . "The Nurul Hilal Dato Tiro Mosque (Indonesian: Masjid Nurul Hilal Dato Tiro), formerly known as Hila-Hila Mosque, is a historical mosque in South Sulawesi, Indonesia. Constructed in 1605, the mosque is one of the oldest mosques in the archipelago."@en . . . . . "Masjid Nurul Hilal Dato Tiro"@en . . . . "Nurul Hilal Dato Tiro Mosque"@en . . "Masjid Nurul Hilal Dato Tiro"@en . . "1034355099"^^ . . . . . . "Mesjid Nurul Hilal Dato Tiro (sebelum tahun 1997 bernama Masjid Hila-Hila) adalah masjid yang terdapat di Kecamatan Bonto Tiro, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Masjid peninggalan Al Maulana Khatib Bungsu atau Dato Tiro, seorang ulama penyebar agama Islam, ini merupakan masjid tertua di Bulukumba yang didirikan pada tahun 1605 M. Masjid ini terletak sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Bulukumba. Keunikan masjid ini adalah kubahnya yang berbentuk menyerupai rumah adat Jawa yang terdiri dari tiga tingkat, sedangkan arsitektur dinding jendela diambil dari rumah khas Sulawesi Selatan, Tongkonan. Di luar masjid terdapat dua buah menara setinggi 20 meter, sedangkan di dalam masjid ini terdapat empat buah tiang dan sejumlah tulisan kaligrafi yang berada di sudut dinding masjid. Di samping masjid ini terdapat sebuah kolam yang dinamai kolam hila-hila atau sumur panjang. Konon kabarnya, mata air yang keluar dari dasar kolam tersebut awalnya berasal saat Dato Tiro membuat garis menggunakan tongkatnya hingga mengeluarkan air yang berkelok-kelok seperti ular. Kolam inilah yang menjadi daya tarik pariwisata, selain makam Dato Tiro yang terletak sekitar 100 meter dari masjid. Masjid ini telah mengalami lima kali renovasi. Renovasi pertama kali dilakukan pada tahun 1625, sedangkan renovasi terakhir kali dilakukan pada tahun 2011. Sejak berdiri, masjid ini bernama Masjid Hila-Hila hingga pada tahun 1997 namanya diganti menjadi Masjid Hilal Dato Tiro."@in .