Wawacan Sulanjana is a Sundanese manuscript containing Sundanese myths. The title means "The Tale of Sulanjana", derived from the name of the hero Sulanjana as the protector of rice plant against the attack of Sapi Gumarang cow, Kalabuat and Budug Basu boars symbolizing rice pestilence. The Wawacan Sulanjana contains Sundanese local wisdom through reverence of rice cultivation in its tradition.
Attributes | Values |
---|
rdf:type
| |
rdfs:label
| - Wawacan Sulanjana (in)
- Wawacan Sulanjana (en)
|
rdfs:comment
| - Wawacan Sulanjana adalah naskah kuno berbahasa Sunda yang mengandung mitologi Sunda. Judul naskah ini bermakna "Kisah Sulanjana". Kata wawacan berarti yang berarti "bacaan". Sedangkan nama Sulanjana sendiri adalah nama pahlawan utamanya, pelindung tanaman padi dari serangan Sapi Gumarang, dan babi hutan Kalabuat dan Budug Basu yang melambangkan hama yang menyerang tanaman padi. Wawacan Sulanjana mengandung kearifan lokal mengenai tradisi memuliakan tanaman padi dalam tradisi masyarakat Sunda. (in)
- Wawacan Sulanjana is a Sundanese manuscript containing Sundanese myths. The title means "The Tale of Sulanjana", derived from the name of the hero Sulanjana as the protector of rice plant against the attack of Sapi Gumarang cow, Kalabuat and Budug Basu boars symbolizing rice pestilence. The Wawacan Sulanjana contains Sundanese local wisdom through reverence of rice cultivation in its tradition. (en)
|
dcterms:subject
| |
Wikipage page ID
| |
Wikipage revision ID
| |
Link from a Wikipage to another Wikipage
| |
sameAs
| |
dbp:wikiPageUsesTemplate
| |
has abstract
| - Wawacan Sulanjana adalah naskah kuno berbahasa Sunda yang mengandung mitologi Sunda. Judul naskah ini bermakna "Kisah Sulanjana". Kata wawacan berarti yang berarti "bacaan". Sedangkan nama Sulanjana sendiri adalah nama pahlawan utamanya, pelindung tanaman padi dari serangan Sapi Gumarang, dan babi hutan Kalabuat dan Budug Basu yang melambangkan hama yang menyerang tanaman padi. Wawacan Sulanjana mengandung kearifan lokal mengenai tradisi memuliakan tanaman padi dalam tradisi masyarakat Sunda. Mitologi dalam Wawacan Sulanjana menceritakan mitologi dewa-dewi Sunda, khususnya mengisahkan mengenai dewi padi Nyi Pohaci Sanghyang Asri. Naskah ini juga menceritakan kekayaan dan kemakmuran Kerajaan Sunda Pajajaran dengan tokoh raja legendarisnya Prabu Siliwangi. Naskah ini menggambarkan sifat kehidupan pertanian masyarakat Sunda. Asal mula Wawacan Sulanjana mungkin dapat ditelusuri dari tradisi lisan Pantun Sunda yang dikisahkan pendongeng desa secara turun-temurun. Naskah Wawacan Sulanjana yang kini ada diduga disusun pada kurun waktu kemudian, mungkin sekitar abad ke-17 dan ke-19 ketika masyarakat Sunda mulai dipengaruhi dan masuk ajaran Islam. Naskah ini mengandung beberapa mitologi Islam, misalnya dewa-dewi Sunda dianggap keturunan nabi Adam dalam tradisi agama samawi, juga Idajil dikaitkan dengan setan atau iblis dalam tradisi Islam. Terdapat juga pengaruh Jawa, misalnya dikaitkan dengan mitologi Batara Ismaya (Semar), serta menyinggung kisah Dewi Nawang Wulan. Pada 1907 Pleyte menerjemahkan kumpulan kisah "Wawacan Sulanjana". (in)
- Wawacan Sulanjana is a Sundanese manuscript containing Sundanese myths. The title means "The Tale of Sulanjana", derived from the name of the hero Sulanjana as the protector of rice plant against the attack of Sapi Gumarang cow, Kalabuat and Budug Basu boars symbolizing rice pestilence. The Wawacan Sulanjana contains Sundanese local wisdom through reverence of rice cultivation in its tradition. The text in Wawacan Sulanjana tells the myth of the Sundanese gods, especially that of the rice goddess Nyi Pohaci Sanghyang Asri. It also describes the wealth of the ancient kingdom of Pajajaran or Sunda Kingdom with its legendary king Siliwangi. Additionally, it describes the agricultural nature of Sundanese people. The origin of Wawacan Sulanjana probably began as an oral tradition of Pantun Sunda transmitted orally by village story teller across generations. The present copy of Wawacan Sulanjana was estimated to be compiled and composed in a later period, around the 17th to 19th centuries, after the adoption of Islam among the Sundanese. It contains several traces of Islamic mythology such as the Sundanese gods being connected to biblical figures like Adam and the demon Idajil being connected to the Devil (Satan) in Biblical tradition. The present myth contain influences of Hindu and Islamic mythology. However, most of the mythology derives from far older pre-Hindu and pre-Islamic aspect of ancient Sundanese culture. Some trace of Javanese culture is also present, such as the reference to the deity Batara Ismaya disguised as the old servant Ki Semar, and the mentioning of Nawang Wulan apsara that magically cooks rice. In 1907 Plyte translated and compiled the "Wawacan Sulanjana". (en)
|
gold:hypernym
| |
prov:wasDerivedFrom
| |
page length (characters) of wiki page
| |
foaf:isPrimaryTopicOf
| |
is Link from a Wikipage to another Wikipage
of | |