rdfs:comment
| - Andi Mappanyukki, also spelt as Andi Mappanjukki, (1885 – 18 April 1967), was the 32nd and 34th King of Bone and an Indonesian rebel who fought against the Dutch from the 1920s to the 1930s. A National Hero of Indonesia, he was the father of Andi Abdullah Bau Massepe. Born the son of I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang, Sultan of Gowa, his father appointed him Lieutenant of the Royal Army of Gowa in 1905 after a rebellion against the Dutch broke out. When his father died, he continued with guerrilla warfare. (en)
- Andi Mappanyukki (lahir 1885 - meninggal 18 April 1967) adalah salah tokoh pejuang dan seorang bangsawan di Sulawesi Selatan. Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV yaitu I'Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba Ilang) dan I Cella We'tenripadang Arung Alita, putri tertua dari La Parenrengi Paduka Sri Sultan Ahmad, Arumpone Bone (Raja Bone). Ia pulalah yang memimpin raja raja di Sulawesi Selatan untuk bersatu dan bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tahun 1950.Pada masa jabatan Andi sebagai Raja Bone, banyak konflik yang terjadi dengan kolonial Belanda. Saat itu Belanda menawarkan kerjasama dengan Andi Mappanyukki, namun ia menolaknya.Penolakannya tersebut, membuat Andi Mappanyukki diturunkan jabatannya dari Raja (in)
|
has abstract
| - Andi Mappanyukki, also spelt as Andi Mappanjukki, (1885 – 18 April 1967), was the 32nd and 34th King of Bone and an Indonesian rebel who fought against the Dutch from the 1920s to the 1930s. A National Hero of Indonesia, he was the father of Andi Abdullah Bau Massepe. Born the son of I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang, Sultan of Gowa, his father appointed him Lieutenant of the Royal Army of Gowa in 1905 after a rebellion against the Dutch broke out. When his father died, he continued with guerrilla warfare. Dying on 18 April 1967, in Jongaya, he was buried at Panaikang Ujung Pandang with state honours, and later on November 10, 2004 declared a National Hero of Indonesia by Presidential Decree No. 089 / TK / TH 2004. (en)
- Andi Mappanyukki (lahir 1885 - meninggal 18 April 1967) adalah salah tokoh pejuang dan seorang bangsawan di Sulawesi Selatan. Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV yaitu I'Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba Ilang) dan I Cella We'tenripadang Arung Alita, putri tertua dari La Parenrengi Paduka Sri Sultan Ahmad, Arumpone Bone (Raja Bone). Ia pulalah yang memimpin raja raja di Sulawesi Selatan untuk bersatu dan bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tahun 1950.Pada masa jabatan Andi sebagai Raja Bone, banyak konflik yang terjadi dengan kolonial Belanda. Saat itu Belanda menawarkan kerjasama dengan Andi Mappanyukki, namun ia menolaknya.Penolakannya tersebut, membuat Andi Mappanyukki diturunkan jabatannya dari Raja Bone oleh kekuatan kekuasaan Belanda. Setelah itu, ia diasingkan bersama istri Permaisurinya, I'Mane'ne Karaengta Ballasari dan juga bersama dengan anak-anaknya selama 3,5 tahun di Rantepao, Tana Toraja.Lalu, pada tanggal 21 Desember 1957, Andi Mappanyukki yang saat itu masih bergelar Raja Bone, diangkat menjadi Kepala Daerah Bone atas usulan dari Panglima Daerah Militer Sulawesi Selatan. Akhir Hayat Andi MappanyukkiPada 18 April 1967, Andi menghembuskan nafas terakhirnya di Jongaya. Kemudian jenazahnya dikebumikan di pemakaman raja-raja Gowa atau Bone.Namun, oleh masyarakat dan pemerintah Republik Indonesia, makamnya di letakkan di Taman Makam Pahlawan Makassar dan dengan upacara kenegaraan.Atas integritasnya sebagai pejuang yang pantang menyerah kepada Belanda, Oleh sebab itu, atas sumbangsihnya, Andi Mappanyukki dianugerahkan gelar sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keppres No. 089/TK/2004, pada 5 November 2004. (in)
|