This HTML5 document contains 44 embedded RDF statements represented using HTML+Microdata notation.

The embedded RDF content will be recognized by any processor of HTML5 Microdata.

Namespace Prefixes

PrefixIRI
dctermshttp://purl.org/dc/terms/
yago-reshttp://yago-knowledge.org/resource/
dbohttp://dbpedia.org/ontology/
foafhttp://xmlns.com/foaf/0.1/
n17https://global.dbpedia.org/id/
yagohttp://dbpedia.org/class/yago/
dbthttp://dbpedia.org/resource/Template:
rdfshttp://www.w3.org/2000/01/rdf-schema#
freebasehttp://rdf.freebase.com/ns/
rdfhttp://www.w3.org/1999/02/22-rdf-syntax-ns#
owlhttp://www.w3.org/2002/07/owl#
wikipedia-enhttp://en.wikipedia.org/wiki/
dbphttp://dbpedia.org/property/
dbchttp://dbpedia.org/resource/Category:
provhttp://www.w3.org/ns/prov#
xsdhhttp://www.w3.org/2001/XMLSchema#
dbpedia-idhttp://id.dbpedia.org/resource/
goldhttp://purl.org/linguistics/gold/
wikidatahttp://www.wikidata.org/entity/
dbrhttp://dbpedia.org/resource/

Statements

Subject Item
dbr:Bahu_(Bahuka)
rdf:type
yago:WikicatPeopleInHinduMythology yago:Person100007846 dbo:Person yago:YagoLegalActor yago:YagoLegalActorGeo yago:PhysicalEntity100001930 yago:Organism100004475 yago:Object100002684 yago:LivingThing100004258 owl:Thing yago:CausalAgent100007347 yago:Whole100003553
rdfs:label
Bahu (Bahuka) Bahu (mitologi)
rdfs:comment
Bahu (Sanskrit: बाहु) or Bahuka (Sanskrit: बाहुक) was a king of the Ikshvaku dynasty or the Suryavamsha (solar dynasty). According to the Puranas, he was son of Vrika. But the Ramayana mentions him as Asita, son of Bharata. According to this text, he had two queens, one of them was Kalindi. He was vanquished and driven out of his country by the tribes of Haihayas and and took refuge in the forest near the hermitage of Agni, a descendant of Urva. His son, Gurgaon Sagara was born in this hermitage. Dalam mitologi Hindu, Bahu alias Subahu adalah seorang raja dari Dinasti Surya, keturunan Manu, yang memerintah Kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Ia merupakan putera Wreka, dan merupakan suami bagi Yadawi. Menurut kitab Purana, Raja Bahu memiliki sifat yang amat baik, berlaku adil dan bijaksana. Resi Wasista adalah gurunya. Setelah mengalami masa kejayaannya yang panjang, munculah rasa sombong, takabur dan iri hati dalam hati Raja Bahu. Ia berpikir:
owl:differentFrom
dbr:Bahuka_(Nala)
dcterms:subject
dbc:Characters_in_Hindu_mythology
dbo:wikiPageID
7094214
dbo:wikiPageRevisionID
1118579757
dbo:wikiPageWikiLink
dbr:Haihayas dbr:Ikshvaku_dynasty dbr:Talajangha dbr:Purana dbr:Sagara_(Vedic_king) dbr:Ramayana dbc:Characters_in_Hindu_mythology dbr:Suryavamsha
owl:sameAs
freebase:m.0h3vpg dbpedia-id:Bahu_(mitologi) yago-res:Bahu_(Bahuka) wikidata:Q4842911 n17:4UvEY
dbp:wikiPageUsesTemplate
dbt:Hindu-myth-stub dbt:Use_dmy_dates dbt:HinduMythology dbt:Not_to_be_confused_with dbt:Reflist
dbo:abstract
Dalam mitologi Hindu, Bahu alias Subahu adalah seorang raja dari Dinasti Surya, keturunan Manu, yang memerintah Kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Ia merupakan putera Wreka, dan merupakan suami bagi Yadawi. Menurut kitab Purana, Raja Bahu memiliki sifat yang amat baik, berlaku adil dan bijaksana. Resi Wasista adalah gurunya. Raja Bahu mengikuti segala aturan dharma sehingga kerajaannya aman dan tenteram. Semua raja di bumi tunduk kepadanya. Ia juga menyelenggarakan upacara Ashwamedha di setiap yang ada di bumi. Rakyatnya senang kepadanya, hasil panen mereka melimpah, dan para resi melakukan meditasi tanpa merasa terganggu. Menurut kitab , tidak ada yang berani berbuat dosa saat Raja Bahu berkuasa. Konon, dalam kitab Naradapurana dikatakan, Raja Bahu memerintah selama 90.000 tahun. Setelah mengalami masa kejayaannya yang panjang, munculah rasa sombong, takabur dan iri hati dalam hati Raja Bahu. Ia berpikir: Akhirnya, sikap Raja Bahu berubah setelah bercampurnya empat hal dalam dirinya, yaitu: masa muda, kekayaan, kekuasaan, dan tindakan tanpa pertimbangan. Empat hal ini menuntun Raja Bahu menuju kehancuran. Kemudian, Raja Bahu tidak lagi memikirkan nasib kerajaannya sendiri. Ia sibuk memikirkan kesenangan duniawi dan telah menyimpang dari jalan kebenaran. Karena Raja Bahu telah meninggalkan kebenaran, maka lenyaplah segala keberuntungan dan kemakmuran di negerinya. Tak lama kemudian, berkobarlah peperangan antara Raja Bahu dan musuh bebuyutannya, yaitu Raja Hehaya dan Raja . Dalam peperangan, Raja Hehaya dan Talajangha dibantu oleh Kerajaan Saka, Yawana, Parada, Kamboja, dan Pahlawa. Oleh karena keberuntungan telah menjauh dari dirinya, maka Raja Bahu dapat dikalahkan setelah perang berkobar selama kurang lebih satu bulan. Setelah kalah, rakyatnya tidak menunjukkan simpati, bahkan mereka menghinanya dengan bebas. Raja Bahu terdesak lalu melarikan diri ke hutan. Bersama dengan Yadawi, Raja Bahu memutuskan untuk berlindung di asrama Resi Urwa. Dalam perjalanan menuju asrama Resi Urwa, Raja Bahu menyesali kesalahan yang telah dilakukannya. Seiring dengan penyesalannya, kondisi kesehatan sang raja semakin memburuk. Akhirnya, sang raja wafat setelah tiba di asrama Resi Urwa. Di asrama tersebut, Yadawi melahirkan keturunan Raja Bahu yang bernama Sagara. Di kemudian hari, Sagara berhasil merebut kerajaan ayahnya dari musuh-musuhnya. Bahu (Sanskrit: बाहु) or Bahuka (Sanskrit: बाहुक) was a king of the Ikshvaku dynasty or the Suryavamsha (solar dynasty). According to the Puranas, he was son of Vrika. But the Ramayana mentions him as Asita, son of Bharata. According to this text, he had two queens, one of them was Kalindi. He was vanquished and driven out of his country by the tribes of Haihayas and and took refuge in the forest near the hermitage of Agni, a descendant of Urva. His son, Gurgaon Sagara was born in this hermitage.
gold:hypernym
dbr:King
prov:wasDerivedFrom
wikipedia-en:Bahu_(Bahuka)?oldid=1118579757&ns=0
dbo:wikiPageLength
1077
foaf:isPrimaryTopicOf
wikipedia-en:Bahu_(Bahuka)