dbo:abstract
|
- Banten Girang is an ancient settlement located in Sempu village, Serang city, Banten province, Indonesia. It is located by the Cibanten River about 10 km south of the port of Banten, on the southern outskirts of Serang town. In that place there is an archaeological site which estimated dated to the era of Sunda Kingdom between 932 and 1030 CE. The term Banten Girang, meaning "Banten-up-the-river" referring to its location. The Banten Girang archaeological site consists of several tombs, punden berundak stepped pyramid, and the caves of Banten Girang. The caves is man-made holes carved on stone cliff, and took form of small niches. According to the research conducted by a French archaeologist Claude Guillot in 1988–1992, the Banten Girang site is a residential or settlement site. He estimated that this site originated in the 10th century and reached its peak between the 13th-14th century CE. The settlement was the predecessor of the eponymous Banten Sultanate that located further downstream on the coastal area, that in the 16th century rose to become an important port in the region, especially vital for pepper trade of that era. (en)
- Candi Banten Girang adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Kota Serang, Banten. Letaknya sekitar 10 km di sebelah selatan pelabuhan Banten sekarang, di pinggiran kota Serang (Perempatan Sempu). Di tempat tersebut terdapat suatu situs purbakala, peninggalan kerajaan Sunda yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi. Di Museum Nasional Indonesia di Jakarta terdapat sejumlah arca yang disebut "arca Caringin" karena pernah menjadi hiasan kebun asisten-residen Belanda di tempat tersebut. Arca tersebut dilaporkan ditemukan di Cipanas, dekat kawah Gunung Pulosari, dan terdiri dari satu dasar patung dan 5 arca berupa Shiwa Mahadewa, Durga, Batara Guru, Ganesha dan Brahma. Coraknya mirip corak patung Jawa Tengah dari awal abad ke-10. Oleh karena itu, Gunung Pulosari dikaitkan dengan Banten Girang dan diperkirakan merupakan tempat keramat kerajaan Sunda. Menurut Sajarah Banten, sesampai di Banten Girang, Sunan Gunung Jati dan putranya, Hasanuddin, mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat keramat bagi kerajaan. Di sana, Gunung Jati menjadi pemimpin agama masyarakat setempat, yang masuk Islam. Baru setelah itu Gunung Jati menaklukkan Banteng Girang secara militer. Kemudian dia menjadi raja dengan restu raja Demak. Dengan kata lain, Gunung Jati bukan mendirikan kerajaan baru, tetapi merebut takhta dari kerajaan yang sudah ada, yaitu Banten Girang. Tahun 1526 kerajaan Demak merebut pelabuhan Banten dan Banten Girang, dibantu Gunung Jati, Hasanuddin dan Ki Jongjo. Hasanuddin naik takhta, menggantikan raja yang dalam sumber Portugis dipanggil "Sanghyang" dan baru meninggal. Peristiwa ini merupakan pendirian kerajaan Banten. Hasanuddin memindahkan pusat kerajaan dari Banteng Girang ke pelabuhan Banten. Namun sampai akhir abad ke-17 Banten Girang masih dipakai sebagai tempat istirahat raja. (in)
|
rdfs:comment
|
- Banten Girang is an ancient settlement located in Sempu village, Serang city, Banten province, Indonesia. It is located by the Cibanten River about 10 km south of the port of Banten, on the southern outskirts of Serang town. In that place there is an archaeological site which estimated dated to the era of Sunda Kingdom between 932 and 1030 CE. The term Banten Girang, meaning "Banten-up-the-river" referring to its location. (en)
- Candi Banten Girang adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Kota Serang, Banten. Letaknya sekitar 10 km di sebelah selatan pelabuhan Banten sekarang, di pinggiran kota Serang (Perempatan Sempu). Di tempat tersebut terdapat suatu situs purbakala, peninggalan kerajaan Sunda yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi. (in)
|