About: Tokubetsu Keisatsutai     Goto   Sponge   NotDistinct   Permalink

An Entity of Type : yago:Unit108189659, within Data Space : dbpedia.org associated with source document(s)
QRcode icon
http://dbpedia.org/describe/?url=http%3A%2F%2Fdbpedia.org%2Fresource%2FTokubetsu_Keisatsutai

The Tokkeitai (特警隊, short for 特別警察隊, Tokubetsu Keisatsutai, "Special Police Corps", or Naval Secret Police) was the Imperial Japanese Navy's military police, equivalent to the Imperial Japanese Army's Kempeitai. It was also the smallest military police service. The original Tokkeitai was known as the and concerned itself with police and personnel work within the Navy: personnel, discipline and records. It took a more active role, partly to keep the Kempeitai and the Army from meddling in Navy affairs. Smaller and more low-key than its rival, it was no less brutal.

AttributesValues
rdf:type
rdfs:label
  • Tokubetsu Keisatsutai (en)
  • Tokeitai (es)
  • Tokkeitai (in)
  • Tokkeitai (fr)
  • Tokeitai (it)
  • 海軍特別警察隊 (ja)
  • Tokkeitai (pl)
  • Tokeitai (pt)
  • Токкэйтай (ru)
  • Токкейтай (uk)
rdfs:comment
  • El Tokeitai (特警隊 Cuerpo Especial de Policía?) realizaba las funciones de policía militar y policía secreta bajo la jurisdicción de la Armada Imperial Japonesa, resultando la homóloga del Kempeitai del Ejército Imperial Japonés. Tras la Segunda Guerra Mundial, varios de sus miembros fueron acusados de cometer crímenes de guerra durante la Segunda Guerra Sino-Japonesa.​ (es)
  • La Tokkeitai, en japonais : 特警隊, forme abrégée de 特別警察隊 (Tokubetsu-keisatsu-tai, « corps de police spéciale ») est la police militaire de la Marine impériale japonaise durant l’Empire du Japon, l’équivalent de la Kempeitai pour l’Armée impériale japonaise. Elle a été créée pour limiter la dominance de la Kempeitai dans les rangs de la Marine Impériale. * Portail de la police * Portail du monde maritime * Portail de l’Empire du Japon (fr)
  • 海軍特別警察隊(かいぐんとくべつけいさつたい)とは、大日本帝国海軍が太平洋戦争中に編成した憲兵である。占領地における軍事警察活動を任務とし、海軍将兵の犯罪行為の捜査や、反日本軍的な現地人の調査・取り締まり、防諜活動などを行った。そのため、関係者からは敗戦後に戦犯として処罰された者が多く出た。略称は特警、特警隊。 (ja)
  • La Tokeitai (giapponese:特警隊, Tokkeitai, abbreviazione per 特別警察隊 Tokubetsu-keisatsu-tai, "Corpo di Polizia Speciale") era la polizia militare della marina imperiale giapponese, l'equivalente della Kempeitai dell'esercito imperiale giapponese. Numericamente meno consistente, adottava gli stessi metodi brutali della Kempeitai, ed era stata formata anche per limitare l'influenza della Kempeitai sul personale della marina imperiale. (it)
  • Токкэйтай (яп. 特警 隊, сокращение от 特別 警察 隊, Токубэцу Кэйсацутай) — «Специальный полицейский корпус» в период Второй мировой войны являлся военной полицией и одновременно контрразведкой Императорского флота Японии. Токкэйтай был флотским эквивалентом и в значительной мере соперником Кэмпэйтай — армейской военной полиции и контрразведки. Токкэйтай не следует путать с существовавшей в тот же период гражданской тайной политической полицией Токубэцу кото кэйсацу, занимавшейся преследованием оппозиционных групп среди японского населения. (ru)
  • Tokeitai ("Corpo de Polícia Especial", a polícia secreta naval) foi a polícia militar da Marinha Imperial Japonesa, equivalente ao Kempeitai do Exército Imperial Japonês. Seus membros foram acusados de terem cometido vários crimes de guerra durante a Segunda Guerra Sino-Japonesa. (pt)
  • Токкейтай (яп 特警隊, скорочення від 特別警察隊, Токубецу Кейсацутай) - «Спеціальний поліцейський корпус» в період Другої світової війни був військовою поліцією і одночасно контррозвідкою Імператорського флоту Японії. Токкейтай був флотським еквівалентом і в значній мірі суперником Кемпейтай - армійської військової поліції і контррозвідки. Токкейтай не слід плутати з існувшою в той же період громадянської таємної політичної поліцією , що займалася переслідуванням опозиційних груп серед японського населення. (uk)
  • Peran Dan Tugas Brimob Dari Masa Ke Masa Korps Brimob Polri sebagai pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi, memiliki sejarah panjang dalam pengabdiannya membela dan menjaga bangsa Indonesia. Sepanjang perjalanannya, Brimob Polri andil dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa, baik dalam merebut kemerdekaan maupun melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Korps Brimob Polri juga tidak terlepas dari tugas Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri. Tokubetsu Keisatsu Tai (in)
  • The Tokkeitai (特警隊, short for 特別警察隊, Tokubetsu Keisatsutai, "Special Police Corps", or Naval Secret Police) was the Imperial Japanese Navy's military police, equivalent to the Imperial Japanese Army's Kempeitai. It was also the smallest military police service. The original Tokkeitai was known as the and concerned itself with police and personnel work within the Navy: personnel, discipline and records. It took a more active role, partly to keep the Kempeitai and the Army from meddling in Navy affairs. Smaller and more low-key than its rival, it was no less brutal. (en)
  • Tokkeitai (jap. 特警隊; pełna nazwa 海軍特別警察隊 Kaigun Tokubetsu Keisatsutai, pol. Oddział Policji Specjalnej Marynarki Wojennej) – japońska formacja wojskowa, będąca żandarmerią Cesarskiej Marynarki Wojennej. Tokkeitai podlegała japońskiemu Ministerstwu Marynarki Wojennej (jap. 海軍省 Kaigun-shō). Jej odpowiednikiem w Cesarskiej Armii Japońskiej była Kempeitai. Przyczyną jej powstania było coraz większe ingerowanie sił lądowych i Kempeitai w sprawy marynarki wojennej. Podobnie jak jej armijni odpowiednicy mogli wymierzać surowe kary bez interwencji prawa wojennego, z karą śmierci włącznie (doktryna ). (pl)
dcterms:subject
Wikipage page ID
Wikipage revision ID
Link from a Wikipage to another Wikipage
sameAs
dbp:wikiPageUsesTemplate
has abstract
  • El Tokeitai (特警隊 Cuerpo Especial de Policía?) realizaba las funciones de policía militar y policía secreta bajo la jurisdicción de la Armada Imperial Japonesa, resultando la homóloga del Kempeitai del Ejército Imperial Japonés. Tras la Segunda Guerra Mundial, varios de sus miembros fueron acusados de cometer crímenes de guerra durante la Segunda Guerra Sino-Japonesa.​ (es)
  • La Tokkeitai, en japonais : 特警隊, forme abrégée de 特別警察隊 (Tokubetsu-keisatsu-tai, « corps de police spéciale ») est la police militaire de la Marine impériale japonaise durant l’Empire du Japon, l’équivalent de la Kempeitai pour l’Armée impériale japonaise. Elle a été créée pour limiter la dominance de la Kempeitai dans les rangs de la Marine Impériale. * Portail de la police * Portail du monde maritime * Portail de l’Empire du Japon (fr)
  • Peran Dan Tugas Brimob Dari Masa Ke Masa Korps Brimob Polri sebagai pelaksana utama Mabes Polri yang khusus menangani kejahatan berintensitas dan berkadar tinggi, memiliki sejarah panjang dalam pengabdiannya membela dan menjaga bangsa Indonesia. Sepanjang perjalanannya, Brimob Polri andil dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa, baik dalam merebut kemerdekaan maupun melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Korps Brimob Polri juga tidak terlepas dari tugas Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri. Korps Brimob Polri yang merupakan cikal bakal organisasi bentukan Jepang mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobrig (Mobil Brigade) dan Brimob (Brigade Mobil) kala itu perannya mulai kelihatan ketika pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sebelumnya Belanda telah menjajah Indonesia kurang lebih tiga setengah abad lamanya. Serah terima kekuasaan dari Belanda ke Jepang dilakukan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Letnan Jenderal Pooten yang merupakan Panglima tertinggi angkatan perang Belanda di Indonesia. Sedangkan Jepang diwakili oleh Panglima Tentara keenam belas, Letnan Jenderal Imamura. Kegembiraan dan rasa suka-cita bangsa Indonesia karena dibebaskan oleh saudara tua dari belenggu penjajahan ternyata tidak berlangsung lama. Kebaikan Jepang sejak awal pendekatan hingga keberhasilannya menduduki Indonesia semata-mata hanyalah merupakan kedok dan tipu daya. Sasaran Jepang yang utama adalah untuk memperoleh dukungan dan bantuan dari bangsa Indonesia dalam program invasinya. Hal itu, terbukti sekitar setelah dua minggu berada di Indonesia, sifat dan tujuan sebagai imperialis mulai tampak dengan jelas. Dengan dalih untuk mempermudah pengambilalihan kekuasaan dan pemerintahan, permerintah militer Jepang secara berturut-turut mengeluarkan peraturan-peraturan imperialisnya yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tanggal 8 Maret 1942 dan Undang-Undang Nomor 3 Tanggal 20 Maret 1942. Isi pokok kedua undang-undang tersebut adalah melarang semua bentuk kegiatan pergerakan. Semua organisasi politik dan berbagai organisasi pergerakan yang ada di Indonesia dibekukan. Pembekuan ini dilakukan dengan alasan untuk menciptakan kestabilan keamanan. Bendera merah putih dilarang dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dilarang diperdengarkan dan dinyanyikan. Setelah sekitar dua bulan Jepang menduduki Indonesia, situasi perang Asia Timur Raya mulai berbalik. Keunggulan pasukan Jepang di berbagai fron telah berbalik manjadi kekalahan. Hal ini terbukti bahwa armada Jepang di Laut Karang dapat dihancurkan oleh sekutu pada tanggal 7 Mei 1942 dan pada 7 Agustus 1942 pasukan sekutu berhasil menduduki kawasan Kepulauan Salomon di Samudera Pasifik. Dikarenakan dua kekalahan yang berturut-turut serta keterbatasan personel akhirnya Jepang memutuskan untuk mengubah strategi perangnya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga bantu militer, Jepang secara intensif mulai Maret 1943 sampai Desember 1944, telah membentuk beberapa organisasi semimiliter dan militer contohnya seperti Seinendan (Barisan Pemuda)yang bertugas untuk membantu pemerintah militer Jepang dalam hal peningkatan produksi maupun pengamanan garis belakang.Keibodan (Barisan Pemuda Pembantu Polisi),bertugas memelihara keamanan dan ketertiban daerah setempat. Heiho (Pembantu Prajurit), bertugas untuk membantu tentara Jepang, baik di garis depan maupun belakang. Peta (Pembela Tanah Air), merupakan organisasi militer penuh yang dibentuk atas kehendak bangsa Indonesia. Karena pemerintah militer Jepang menghendaki bantuan militer sebanyak-banyaknya dari penduduk Indonesia. Karena tuntutan dari dalam dan luar negeri terus menekan, pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi. Jika keadaan memerlukan, cadangan Polisi ini juga diharapkan dapat berperan sebagai tenaga tempur. Keinginan pemerintah militer Jepang akhirnya terealisasi, Jepang berhasil membentuk satuan Polisi Khusus yang disebut Tokubetsu Keisatsu Tai. Tokubetsu Keisatsu Tai Proses kelahiran Brimob berlangsung pada periode Oktober 1943 - April 1944, masa-masa pembentukan organisasi dan barisan militer yang digerakkan oleh pemerintah militer Jepang, sebagai bagian dari strategi perang Asia Timur Raya. Pemerintah militer Jepang membentuk tenaga cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas tinggi. Inilah yang kemudian melahirkan Tokubetsu Keisatsu Tai Tokubetsu Keisatsu Tai beranggotakan para polisi muda dan pemuda polisi serta didirikan di setiap Karesidenan di seluruh Jawa, Madura dan Sumatera. Tokubetsu Keisatsu Tai memiliki persenjataan yang lebih lengkap dari pada polisi biasa. Para calon anggotanya pun diasramakan dan memperoleh pendidikan serta latihan kemiliteran dari tentara Jepang. Maka dari itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa anggota Tokubetsu Keisatsu Tai adalah pasukan polisi yang terlatih, berdisiplin tinggi dan terorganisasi dengan rapi. Di setiap Karesidenan, pada akhir tahun 1944 telah dibentuk satuan Tokubetsu Keisatsu tai dengan kekuatan satu Kompi yang beranggotakan antara 60-200 orang, tergantung pada situasi wilayah dan Kompi tersebut berada di bawah kekuasaan Polisi Karesidenan. Pada umumnya Komandan Kompi Tokubetsu Keisatsu Tai berpangkat Itto Keibu (Letnan Satu). Ketika Jepang menyerah kalah kepada sekutu dan kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pada saat itu pula masa penggemblengan Tokubetsu Keisatsu Tai telah cukup. Bersama-sama dengan rakyat dan berbagai kesatuan lainnya, anggota Tokubetsu Keisatsu Tai telah bahu-membahu dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak Jepang menyerah kepada sekutu, maka seluruh satuan semimiliter dan militer di Indonesia dibubarkan. Satu-satunya kesatuan yang masih boleh memegang senjata adalah Tokubetsu Keisatsu Tai. Keadaan inilah yang menempatkan anggota-anggota Tokubetsu Keisatsu Tai menjadi pioner dalam awal perebutan senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Satuan ini juga yang mensponsori pembukaan gudang-gudang senjata secara paksa. Pada kelanjutannya, senjata-senjata itu dibagi-bagikan kepada mantan anggota semimiliter dan militer serta para pejuang lainnya. Tepat pada tanggal 21 Agustus 1945, Inspektur Polisi Tk. I. Mohammad Jasin, saat berlangsung apel pagi yang diikuti oleh semua anggota Polisi Istimewa dan pegawai lainnya di Markas Kesatuan Polisi Istimewa, membacakan teks Proklamasi dari pasukan Polisi Istimewa yang berbunyi,“Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Poelisi sebagai Poelisi Repoeblik Indonesia“.Polisi Istimewa adalah cikal bakal berdirinya Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang pada saat pemerintahan Jepang di sebut dengan Tokubetsu Keisatsu Tai. Setelah menyatakan Proklamasi Kepolisian, lalu Polisi Istimewa memperbanyak dan menyebarluaskan teks Proklamasi tersebut dengan cara ditempelkan di tempat-tempat yang ramai, dapat dibaca dan dapat dikunjungi orang. Selain menempelkan teks Proklamasi Kepolisian, Polisi Istimewa juga menempelkan teks Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia. Tindakan selanjutnya adalah mengganti pimpinan Polisi Istimewa dari Jepang yaitu Sidookan Takata dan Fuko Sidookan Nishimoto. Kepemimpinan di Markas Polisi Istimewa kemudian berada di bawah kendali Inspektur Polisi Tingkat I Mohammad Jasin. Setelah setahun lebih Polisi Istimewa berkiprah di garda depan dalam aneka perebutan fasilitas militer dan tempat-tempat strategis di pulau Jawa dan Sumatera, pada tanggal 14 November 1946 seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa dan Pasukan Polisi Istimewa dilebur menjadi Mobile Brigade (Mobrig) atau sekarang terkenal dengan sebutan Brigade Mobile (Brimob). Bedasarkan surat keputusan Departemen Kepolisian Negara No. Pol. 13 / MB / 1959 tanggal 25 April 1959 maka kesatuan Mobile Brigade (Mobrig) diubah susunannya menjadi tingkat Batalyon. Koordinator Mobile Brigade daerah menjadi Komandemen Daerah dan koordinator Mobile Brigade Jawatan Kepolisian Negara diubah menjadi Komandemen Mobile Brigade Pusat (Komopu). Dalam menghadapi tantangan, terutama karena banyaknya pemberontakan dan separatisme, pimpinan Mobrig memandang perlu pembentukan pasukan khusus yang mempunyai kemampuan khusus pula. Maka, sekitar tahun 1954-1959 mulai dirintis pembentukan pasukan Ranger (Pelopor). Setelah selesai mengikuti pendidikan di SPMB Porong Watu kosek, sebagai penutup rangkaian proses pendidikan para siswa pendidikan Ranger wajib mengikuti tes mision atau praktik langsung ke medan perang. Jika ujian akhir bisa dilewati dengan baik, selesailah proses pendidikan Ranger. Pasca pendidikan Ranger angkatan pertama, segera dilakukan evaluasi. Evaluasi dilanjutkan dengan penyempurnaan pendidikan. Dengan persiapan yang lebih baik, segera dimulailah pendidikan Ranger angkatan ke-2 dan ke-3. Dengan demikian, pada akhir 1959 SPMB mampu membentuk tiga Kompi Ranger. Ketiga Kompi Ranger itu adalah Kompi 5994 dengan Komandan Kompi AKP Loemy, Kompi 5995 dengan Komandan Kompi AKP Anton Soedjarwo dan Kompi 5996 dengan Komandan Kompi AKP Saim. Karena AKP Saim ditugaskan ke luar negeri, Komandan Kompi 5996 lalu dijabat oleh AKP Hudaya Sumarya. Pendidikan Ranger terakhir angkatan ke-6 berlangsung pada tahun 1961. Setelah itu, Ranger berubah nama menjadi Pelopor. Setelah berubah nama menjadi Pelopor, sejak tahun 1962-1968 dilangsungkan pendidikan Pelopor angkatan I – VIII. Pada 13 Maret 1961 Kompi Pelopor dikembangkan menjadi Batalyon Pelopor. Selanjutnya dikembangkan lagi menjadi Resimen Pelopor (Menpor). Berdasarkan surat order Y. M. Menteri Kepala Kepolisian Negara No. Pol. 23 /61/ tanggal 12 Agustus 1961 ditetapkan bahwa tanggal 14 November 1961 merupakan hari Mobile Brigade ke-16. Pada tanggal 14 November 1961 tersebut, Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno selaku Irup upacara menganugerahkan Pataka “Nugraha Cakanti Yana Utama“ sebagai penghargaan pemerintah atas pengabdian dan kesetiaan Mobile Brigade. Saat itu pula Presiden RI secara resmi mengubah nama satuan ini dari Mobile Brigade menjadi Brigade Mobile. Pengubahan nama ini dilakukan dengan alasan penyesuaian nama Brigade Mobile yang berkaidah bahasa Indonesia. Itulah sekilas perjalanan nama organisasi ini dari Tokubetsu Keisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobile Brigade sampai saat ini menjadi Brigade Mobile (Brimob). (in)
  • 海軍特別警察隊(かいぐんとくべつけいさつたい)とは、大日本帝国海軍が太平洋戦争中に編成した憲兵である。占領地における軍事警察活動を任務とし、海軍将兵の犯罪行為の捜査や、反日本軍的な現地人の調査・取り締まり、防諜活動などを行った。そのため、関係者からは敗戦後に戦犯として処罰された者が多く出た。略称は特警、特警隊。 (ja)
  • The Tokkeitai (特警隊, short for 特別警察隊, Tokubetsu Keisatsutai, "Special Police Corps", or Naval Secret Police) was the Imperial Japanese Navy's military police, equivalent to the Imperial Japanese Army's Kempeitai. It was also the smallest military police service. The original Tokkeitai was known as the and concerned itself with police and personnel work within the Navy: personnel, discipline and records. It took a more active role, partly to keep the Kempeitai and the Army from meddling in Navy affairs. Smaller and more low-key than its rival, it was no less brutal. It was especially active in the areas of the South Pacific and the and was as pervasive as the Kempeitai. It had the same commissar roles in relation to exterior enemies or suspicious persons, and it watched inside units for possible defectors or traitors under the security doctrine of . Attached to navy units, they served as in some occupied Pacific areas. Later accusations of war crimes were made against them in that role for such acts as coercion of women from Indonesia, Indochina and China into sexual slavery. Wikisource has original text related to this article:Enforced prostitution in Western Borneo during Japanese Occupation In addition to its police responsibilities, it was the operative branch of the Secret Service Branch of the Imperial Japanese Navy (Information Office (情報局, ), which was responsible for recovering and analyzing information and for the execution of undercover operations. Its members also provided local security near naval bases. In the final weeks of the Pacific War, it was among the security units prepared for combat against the proposed Allied invasion of Japan. (en)
Faceted Search & Find service v1.17_git139 as of Feb 29 2024


Alternative Linked Data Documents: ODE     Content Formats:   [cxml] [csv]     RDF   [text] [turtle] [ld+json] [rdf+json] [rdf+xml]     ODATA   [atom+xml] [odata+json]     Microdata   [microdata+json] [html]    About   
This material is Open Knowledge   W3C Semantic Web Technology [RDF Data] Valid XHTML + RDFa
OpenLink Virtuoso version 08.03.3330 as of Mar 19 2024, on Linux (x86_64-generic-linux-glibc212), Single-Server Edition (62 GB total memory, 54 GB memory in use)
Data on this page belongs to its respective rights holders.
Virtuoso Faceted Browser Copyright © 2009-2024 OpenLink Software